Look for any podcast host, guest or anyone

Listen

Description

"Mengapa Munir dibunuh dan siapa yang bertanggungjawab atas pembunuhan tersebut?" masih menjadi pertanyaan tak terjawab 18 tahun terakhir. Berbagai pihak tak kurang-kurang mendesak penuntasan kasus kematian aktivis HAM tersebut.


Keluarga aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib tak henti-hentinya menuntut keadilan. Munir tewas diracun saat berada di pesawat Garuda Indonesia dalam perjalanan Jakarta ke Amsterdam Belanda, 7 September 2004. Namun hingga kini kasus itu tidak terungkap tuntas. Pada akhir 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Keputusan Presiden untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Munir. Ia menyebut kasus Munir sebagai ujian sejarah bangsa.


Keppres mencantumkan dengan jelas bahwa pemerintah akan mengumumkan hasil penyelidikan tim ke masyarakat. Hingga akhir masa jabatan SBY selama dua periode, hasil penyelidikan tidak pernah diumumkan ke publik. Di masa pemerintahan Joko Widodo, aktivis hak asasi manusia menuntut agar pemerintah membuka isi dokumen hasil penyelidikan TGPF. Namun, pihak Istana mengklaim dokumen hilang.


Sejak 2021 Komnas HAM bersama dengan Komnas Perempuan dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) telah menetapkan 7 September sebagai hari pembunuhan terhadap Munir dan sebagai Hari Perlindungan Pembela Hak Asasi Manusia.


Namun sejauh ini, bagaimana sih sebenarnya sosok Munir di mata generasi muda zaman sekarang? Cukup pedulikah mereka terhadap desakan penuntasan kasus kematiannya? Kita akan bincangkan halini bersama dengan Presiden Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Rafly Rayhan Al Khajri dan Ketua BEM Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera, Ravina Isnar. Simak juga pernyataan dari Pendiri dan pengajar di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera Arief Tarunakarya Surowijdojo soal hal ini.


*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id