Presiden Joko Widodo meminta capaian target 70 persen vaksinasi Covid-19 bisa tercapai di akhir tahun. Untuk itu, dia memerintahkan jajarannya proaktif jemput bola agar target terpenuhi. Kepala negara turut menekankan setiap daerah yang capaian vaksinasinya masih rendah, diberikan perhatian khusus.
Kementerian Kesehatan pun mengklaim terus mendorong percepatan vaksinasi di sejumlah daerah untuk mengejar target 70 persen vaksinasi nasional di akhir tahun. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyebut, pemerintah daerah harus menciptakan terobosan supaya capaian vaksinasi harian bisa sesuai atau melampaui target.
Sementara itu, Ahli Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyarankan agar target vaksinasi ditingkatkan dari rencana awal, yakni minimal 85 persen dari total populasi vaksinasi penuh agar kekebalan komunal bisa benar-benar terbentuk.
Berdasarkan data pemerintah, total sekitar 70 juta orang atau 50-an persen sudah mendapatkan vaksin dosis pertama. Sedangkan sekira 40 juta orang atau 30 persen mendapatkan vaksin dosis kedua. Kemudian pada program vaksinasi Gotong Royong, terdapat 1 juta-an orang atau 8 persen telah divaksinasi dosis pertama dan 1juta orang atau 7 persen telah mendapat dosis kedua.
Lantas, bagaimana upaya Kemenkes untuk mempercepat/menggenjot vaksinasi di Indonesia? adakah evaluasinya? Apakah target 70 persen vaksinasi di RI cukup efektif untuk mencapai kekebalan komunal? Kita akan cari tahu hal ini bersama dengan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dan Ahli Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman. Simak juga pernyataan dari Presiden Joko Widodo soal hal ini.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id