Aduh.. kenyang banget ya. Ini sisa nasi uduk gimana ya? Buang aja? Pernah gak sih kekenyangan makan hingga akhirnya mau buang-buang makanan? Wait, pikir ulang dulu ya kalau mau menyisakan makanan, karena food waste atau sampah makanan menjadi penyumbang terbesar sampah di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang diadakan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) pada tahun 2017, Indonesia merupakan negara kedua penghasil sampah makanan terbanyak di dunia, yaitu sekitar 300 kg tiap individu.
Selain dianggap mubazir, sampah makanan rupanya juga menghasilkan gas metana. Ketika makanan mulai membusuk dan terdegradasi, gas metana akan dilepaskan ke lingkungan. Gas metana adalah salah satu gas rumah kaca yang turut berdampak pada pemanasan global. Disamping menghasilkan gas metana, sisa makanan di piring kita juga berpotensi menimbulkan bencana ledakan sampah, menghasilkan air lindi yang berbahaya dan beracun, mengurangi keberagaman makhluk hidup, membuang-buang air, membuang-buang minyak bumi, serta menyia-nyiakan tanah. Gimana, gaes? Ternyata gak sesimpel itu ya urusan nyisain makanan di piring!
Nah, perkara food waste ini juga sampai disoroti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyoroti permasalahan sampah makanan di kegiatan Presidensi G20 di Indonesia. Kemenparekraf kemudian menginisiasi 5 strategi mengatasi food waste yang akan diterapkan di seluruh industri pariwisata Indonesia. Yaitu perubahan perilaku, pembenahan penunjang sistem pangan, pemanfaatan makanan yang tidak termakan, menurunkan emisi jejak karbon, dan mengatur tata kelola sampah.
Lantas, bagaimana pengelolaan food waste ini di industri pariwisata? Bagaimana kesadaran masyarakat akan food waste ini? Dan, apa yang sebenarnya bisa kita lakukan? Kita akan bincangkan hal ini bersama dengan Pendiri Foodbank of Indonesia, Muhammad Hendro Utomo. Simak juga pernyataan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dan CEO & Founder Sustaination, Dwi Sasetyaningtyas soal hal ini.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id