Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar mengklaim memiliki data kampus-kampus dan sivitas akademi yang terpapar paham radikalisme. Meski tidak menjelaskan secara terperinci kampus mana saja yang terpapar paham radikalisme, saat kunjungan ke Universitas Bung Karno (UBK), Boy mengatakan perlunya kerja sama antarberbagai instansi khususnya depan pihak kampus atau universitas untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran paham terorisme. Boy menganggap mahasiswa sebagai salah satu kelompok yang rentan terpapar ajaran intoleransi dan radikalisme. Boy juga memaparkan bahwa kemitraan BNPT dengan UBK dan beberapa kampus telah dilakukan.
Sebelumnya, Penangkapan seorang mahasiswa berinisial IA dari Universitas Brawijaya oleh tim Detasemen Khusus 88 antiteror pada 23 Mei 2022 lalu jadi perhatian. Mahasiswa jurusan Hubungan Internasioal itu ditangkap dengan dugaan berperan sebagai penyebar propaganda State in Iraq and Syria (ISIS) lewat media sosial dan membantu pengumpulan dana ISIS di Indonesia.
Menanggapi penangkapan mahasiswanya, rektorat Universitas Brawijaya mengatakan pemberian sanksi kepada IA menunggu sampai status hukum mahasiswa terduga teroris itu inkrah. Menurut Wakil Rektor bidang kemahasiwaan Universitas Brawijaya Malang, Abdul Hakim, kampus akan memberikan sanksi etik, sesuai peraturan universitas, jika terbukti bersalah dan terlibat terorisme. Abdul pun menjelaskan bahwa, Universitas Brawijaya sudah berupaya agar mahasiswanya tidak terlibat gerakan radikalisme. Di antaranya melalui program pembinaan mental kebangsaan atau bela negara. Termasuk mengundang perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) untuk memberikan edukasi.
Lantas, Kebijakan kampus-kampus untuk deteksi dan mitigasi paham radikalisme terorisme selama ini bagaimana? Perlu program seperti apa untuk memastikan adanya edukasi nasionalisme dan keberagaman di tingkat perguruan tinggi? Kita akan cari tahu lebih lanjut soal hal ini bersama dengan Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, Ubaid Matraji. Simak juga pernyataan dari Ketua Forum Rektor Indonesia, Panut Mulyono dan Pengamat Terorisme Al Chaidar.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id