Es di Puncak Gunung Jayawijaya diprediksi bakal punah di 2025. Kabar ini diungkap Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan kondisi es di Puncak Jayawijaya memprihatinkan. Kata dia, berdasar penelitian BMKG, area es di Puncak Carstensz hanya tersisa 1 persen. Menurutnya, dari 200 kilometer persegi, sekarang hanya tersisa 2 kilometer persegi. Dwikorita juga menyebutkan, apa yang menjadi penyebab es itu mencair adalah karena perubahan iklim.
Puncak Jayawijaya ditemukan pertama kali oleh pria asal Belanda bernama Jan Carstensz pada tahun 1623. Karena penemuan itulah, Puncak Jayawijaya lebih dikenal di dunia dengan nama Carstensz Pyramid karena jasanya menemukan gunung yang terletak pada daerah tropis namun diselimuti es, menjadikannya sangat unik dan jarang ditemukan. Namun sayang, salju abadi yang jadi julukan es di Puncak Jayawijaya itu diambang kepunahan.
Lantas, apa yang bisa Indonesia lakukan untuk menyelamatkannya? Mengapa kita harus peduli? Kerugian atau dampaknya apa jika punah? Kita akan bincangkan hal ini bersama dengan Peneliti iklim & energi Greenpeace Indonesia, Haflah Leste Distincta dan Ketua Dewan Pengurus Nasional Kelompok Pencinta Alam Stapala, Erny Murniasih. Simak juga pernyataan dari Kepala BMKG Dwikorita Karnawati soal hal ini.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id