Lima tahun terakhir, istilah hijrah marak menjadi perbincangan. Di antara yang ramai adalah fenomena hijrah di kalangan artis. Di sisi lain, gairah hijrah juga melanda kaum muda, pelajar, mahasiswa dan kalangan profesional. Hijrah dimaknai secara beragam meski pada umumnya menandai transisi pertaubatan seseorang atau perbaikan diri individual. Selain itu hijrah yang bermakna menjadi lebih baik, tentu bukan menjadi monopoli penganut agama tertentu. Menjadi lebih atau hijrah adalah universal.
Lantas bagaimana mewujudkan hijrah yang ramah dan gembira? Hijrah yang tidak mengkotak-kotakkan? Hijrah yang tidak lantas menganggap diri paling benar dan orang yang berbeda itu salah? Bagaimana sih kita dapat menjadi religius tapi juga manusiawi?
Untuk membincangkan lebih dalam lagi, saat ini kami sudah bersama dengan seorang penulis dan aktivis muda, Kalis Mardiasih dan peneliti Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Semarang, Khoirul Anwar.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id