Tingginya angka kejadian kanker serviks atau kanker leher rahim di Indonesia dipengaruhi oleh cakupan skrining yang masih rendah. Padahal kanker ini bisa dicegah dengan imunisasi vaksin Human Papillomavirus (HPV) dan deteksi dini.
Di Indonesia, kanker serviks merupakan kanker paling banyak kedua yang dialami perempuan setelah kanker payudara. Di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan insiden dan kematian tertinggi akibat kanker serviks yakni, 24,4 per 100 ribu penduduk dengan kematian 14,4 per 100 ribu penduduk.
Karena itulah pemerintah telah mencanangkan Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks Indonesia (2023-2030). Apa yang harus dilakukan agar program ini berjalan lancar?
Kita bincangkan hal ini bersama dua narasumber yang telah bergabung di Ruang Publik KBR pagi ini. Ada dokter Widyorini Lestari Hutami Hanafi, Ketua Timja Kanker Ginekologi Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais dan Shanty Eka Permana, Survivor Kanker Serviks dari Cancer Information and Support Center (CISC).
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id