Konflik agraria terus bergulir di berbagai daerah, meski pemerintah mencanangkan perombakan besar di bidang pertanahan. Intimidasi, kekerasan, dan kriminalisasi masih mewarnai berbagai perselisihan yang menyangkut tanah warga.
Terakhir adalah penolakan penambangan di desa Wadas, kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah dan Kabupaten Parigi Moutong.
Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) dalam Catatan Akhir Tahun 2021 mencatat bahwa konflik agraria di tahun kedua pandemi Covid-19 tetap tinggi. Berdasarkan pemantauan KPA, di tahun 2021 terjadi 207 letusan konflik di 32 provinsi yang tersebar di 507 desa/kota.
Lalu mengapa konflik agraria ini selalu muncul? berikut perbincangan saya bersama Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id
