Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis nasional yang berkontribusi terhadap perekonomian dan penerimaan negara. Usaha sawit menyerap 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung. Nilai ekspor sawit menyumbang paling besar sekitar 14% dari total ekspor non migas Indonesia. Namun pada sisi lain, usaha sawit Indonesia menggunakan lahan yang luas tetapi produktivitasnya rendah, terutama sawit rakyat. Rata-rata produktivitas CPO (crude palm oil) hanya 3,66 ton/ha/tahun, lebih rendah dari potensinya sebesar 5-6 ton/ha/tahun. Pada tahun 2017, pemerintah meluncurkan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) untuk membantu pekebun sawit rakyat meningkatkan produktivitas sawit mereka dan memperbaiki tata kelolanya sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan mereka.
Berkaitan dengan berjalannya program PSR, Indonesia Budget Center telah melakukan kajian desk study untuk melihat bagaimana tata kelola PSR dan menemukan bahwa pelaksanaan program PSR belum sesuai harapan mulai dari tata kelola program dan pendanaannya yang belum efektif dan akuntabel sampai peran petani terutama perempuan dalam akses dan kontrol pengelolaan PSR yang rendah.
Seperti apa detail temuan permasalahan program PSR? Dan bagaimana solusi yang ditawarkan untuk mendorong percepatan program PSR menuju pembangunan kelapa sawit berkelanjutan? Kita akan perbincangkan lebih dalam soal ini di Ruang Publik KBR bersama narasumber : Sulistyanto – KPK, Deltani Nuzuli Ramadhina - Project Manager Indonesia Budget Center dan Riezky Aprilia - Komisi IV DPR RI.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id