Listen

Description

 Sebuah perjalanan dari renungan-renungan Cak Nun diiringi Kiai Kanjeng dengan latar belakang masa-masa reformasi.

Trivia :

Cak Nun memaknai lagu lir-ilir berdasarkan semangat kesejarahan di mana lagu lir-ilir dibawakan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga dan menjadi penanda awal masuknya pemerintahan Islam di tanah Jawa yang menggantikan Mahapahit di bawah Brawijaya 5. Berikut ini makna lagu lir-ilir menurut Cak Nun :

Sayup-sayup bangun dari tidur di mana tumbuhan sudah mulai bersemi. Kanjeng Sunan Kalijaga mengingatkan agar umat Muslim segera bangun dan bergerak karena sudah tiba saatnya. Seperti tumbuhan yang siap dipanen, rakyat Jawa saat itu setelah kejatuhan majapahit harus siap menerima ajaran-ajaran Islam dari para wali Allah.

Begitu hijaunya tumbuhan diibaratkan seperti gairah pengantin baru. Warna hijau menjadi simbo kejayaan Islam di mana Islam dideskripsikan seperti pengantin baru yang memikat hati. Ada juga yang mengartikan pengantin baru adalah raja-raja Islam yang baru masuk Islam.

Anak penggembala juga diminta untuk memanjat pohon blimbing di mana artinya anak penggembala adalah pemimpin. Setiap pemimpin berkewajiban untuk memberikan teladan kepada rakyatnya untuk menjalankan ajaran Islam secara benar, yakni sholat lima waktu dan lima rukun Islam.

Meskipun licin, tetap panjatlah karena belimbing itu digunakan untuk mencuci dodot. Dodot sendiri merupakan sejenis pakaian kebesaran orang Jawa yang biasa digunakan untuk acara-acara adat penting. Pada zaman dulu, buah belimbing digunakan untuk mencuci dan merawat batik agar awet dan bagus.

Dalam hal ini, Kanjeng Sunan Kalijaga meminta umat Muslim untuk berusaha menjalankan sholat lima waktu dan rukun Islam meskipun banyak halangan dan rintangan yang digambarkan dengan kata “licin”.

Kalau dodot tersebut rusak, maka sisihkanlah, jahitlah dan benahilah. Merosotnya moralitas seseorang menyebabkan seseorang semakin meninggalkan ajaran Islam. Kehidupan beragama digambarkan dengan pakaian yang sobek atau rusak.

Untuk itu, kita diwajibkan untuk membenahi sebagai bekal untuk menghadap kepada Sang Raja Semesta yang tak lain adalah Allah Swt. Selama masih pintu taubat dan hidayah masih terbuka lebar, maka benahilah hidup kita dengan ajaran-ajaran Islam. Karenanya, besorak dan bergembiralah, semoga kalian memperoleh anugerah dari Allah Swt.

Sumber :  https://www.islamcendekia.com/2014/09/arti-dan-makna-lagu-lir-ilir-bagi-isla.html