Damar kambang memiliki filosofi sebagai simbol harapan pernikahan. Maka, nyala apinya perlu dipertahankan. Novel ini menyoroti pernikahan adat beserta nilai-nilainya. Beberapa hal yang berhubungan dengan pernikahan yang dipaparkan nilainya dalam novel ini yaitu damar kambang itu sendiri dan rumah hantaran. Masalah rumah hantaran menjadi akar konflik dalam novel ini. Cebbhing, gadis 14 tahun yang menjadi tumbal tradisi pernikahan itu dan terjebak dalam pergulatan hidup yang disebabkan oleh keputusan-keputusan sepihak orangtuanya.