Listen

Description

[JT-Eps.2] - Daras Kitab "Tuhfatul Murid ala Jauharotut Tauhid"

Dilaksanakan pada 27 April 2020 secara Online.

Pembicara : Ustadz Kholili Hasib M.Ag

Pembahasan tentang Bab Taqlid

إِذْ  كُلُّ مَنْ قَلَّدَ فِى التّوحِدِ  * إِمَانُهُ لَمْ يَخْلُ مِنْ تَرْ دِيْدِ

"Karena setiap orang yang taqlid pada perkara tauhid, Maka imannya tiada sepi dari keragu-raguan"

Kajian ilmu tauhid kitab Tuhfatul Murid kali ini membahas tentang persoalan taqlid dalam keimanan atau tauhid. Syaikh Ibrahim al-Laqany penulis  Jauharati Tauhid menulis syair yang artinya “Karena setiap orang yang taqlid pada perkara tauhid, Maka imannya tidak sepi dari keragu-raguan”.

Seorang Mukallaf wajib mengetahui hukum atau sifat wajib, muhal dan jaiznya Allah serta sifat wajib, muhal dan jaiznya para Rasul dengan tanpa taqlid.

Pengetahuan terhadap perkara ini disertai pengetahuan dalil-dalilnya. Yg wajib ain adalah dalil ijmali (global). Seperti wajib mengetahui dalil ijmali tentang kewujudan Allah yaitu adanya alam ini adalah dalil wujud nya Allah .

Kemudian dijelaskan tentang pengètian taqlid. “Taqlid ialah mengambil ucapan orang lain tanpa mengetahui dalilnya (al-akhdzu bi qauli al-ghayri min ghayri an ya’rifa daliilahu). “qaul atau ucapan” yang diambil untuk dijadikan pegangan itu termaduk  prilaku dan ketetapan orang lain.

Seorang pelajar atau penuntut ilmu bukan muqallid sebab ia mengetahui dalil keimanan itu dari gurunya, dari penjelasan guru beserta dalilnya, maka pelajar ialah orang yang arif atau mengetahui

Syaikh As-Sanusi memberikan contoh untuk membedakan antara orang yang arif dengan muqallid dengan menganalogikan sebuah jamaah yang melihat bulan. Dimana sebagaian telah melihatnya dengan kasat mata dan menginfokan kepada yang lainnya tanpa menjelaskan ciri-ciri bulan (sebagai dalil), namun jamaah yang diberi tahu ini menerima info tersebut meski tanpa kentetuan ciri tersebut. Maka yang demikian ini adalah disebut taqlid. Namun jika seandainya ada penjelasan tentang ciri-ciri atau tanda-tanda kepastian bulan, maka yang demikian ini bukan taqlid.

Ilmu tauhid itu tidak  sebatas ilmu ke-Esahan Allah, tapi juga membahas tentang sifat-sifat wajib, muhal dan jaiz para Rasul. Artinya konsep ilmu tauhid itu berbeda dengan konsep ilmu teologi Barat. Sebab kosep teologi Barat hanya sebatas membahas tentang ketuhanan saja.

Iman bukan hanya sekedar mengetahui saja, iman adalah meyakini dan mengamalkan apa yang ia yakini. Ini adalah pendapat yang paling kuat.

Pembahasan berikutnya insya Allah akan diperinci hukum-hukum taqlid dalam beriman di mana di situ ada perbedaan pandangan (ikhtilaf) insya Allah.

(Dirangkum oleh Muh. Saad dari kajian rutin baca kitab Jauharotu Tauhid yang diasuh oleh Ust Ahmad Kholili Hasib pada Senin 27 April 2020)