Sinetron Ramadan "Ikhlas" yang tayang pada tahun 2003 menjadi fenomena yang luar biasa di Indonesia, jauh sebelum era media sosial modern. Popularitasnya bukan hanya karena gabungan genre religi, romansa, dan horor serta pemilihan aktor papan atas, tetapi juga karena interaksi intens antara penonton dan cerita. Secara unik, rumah produksi MD Entertainment bahkan mengubah akhir cerita berdasarkan preferensi audiens, yang mengindikasikan bahwa pilihan akhir tidak hanya ditentukan oleh penulis, melainkan oleh suara publik. "Ikhlas" membuktikan bahwa kekuatan narasi bisa berada di tangan penonton, menjadi eksperimen sosial berskala nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya.