Listen

Description

Puisi paling favorit. Belasan tahun lalu, saya membaca buku puisi MAJOI karya Taufiq Ismail dan seketika jatuh cinta. Saking cintanya, saya menyalin semua isi buku itu. Maklum, saya hanya mampu pinjam. Tapi entah kemana kini buku catatan itu. Kalimatnya banal, bernas dan mengena. Mengkritisi berbagai hal yang perlu dikritisi dari negeri ini. Seolah tak ada sesuatu pun yang luput dari pengamatan tajam seorang Taufiq Ismail. Penyair senior yang dikenal sebagai salah satu penyair angkatan '66 ini pernah ikut menandatangani Manifestasi Kebudayaan yang menyatakan bahwa sastra haruslah seimbang dan netral, bukan menjadi corong politik. Hal itu membuat Lekra, lembaga kebudayaan milik PKI marah. Soekarno lalu menyatakan manifesto itu sebagai terlarang. Publik kemudian menyingkat manifesto itu menjadi manikebu sebagai bahan olokan. Dan selama beberapa tahun, para seniman yang terlibat dalam manikebu harus merunduk, berkarya secara sembunyi-sembunyi. Buku kumpulan puisi MAJOI memiliki banyak sekali puisi-puisi bagus lainya yang berisi kritik atas sosial. Yang disampaikan dengan lembut dan santun, namun lugas dan tegas. Lain waktu mungkin akan saya bacakan juga.