BERMARTABAT AGUNG
Kejadian 23:5-6 (TB) 5 Bani Het menjawab Abraham: 6 "Dengarlah kepada kami, tuanku. Tuanku ini seorang raja agung di tengah-tengah kami; jadi kuburkanlah isterimu yang mati itu dalam kuburan kami yang terpilih, tidak akan ada seorang pun dari kami yang menolak menyediakan kuburannya bagimu untuk menguburkan isterimu yang mati itu."
Abraham seorang pendatang yang tinggal di tanah Kanaan di mana Bani Het tinggal. Meskipun sebagai pendatang, Abraham sangat dihormati dan diagungkan oleh penduduk Kanaan. Buktinya mereka menyebut Abraham seorang raja agung. (Kej 23:6) yang permintaannya pasti mereka penuhi. Memang Abraham seorang yang berintegritas tinggi. Ia tidak opportunitis. Ia membeli tanah pemakaman untuk isteri dan keluarganya dengan harga penuh. Padahal Bani Het pun tidak berkeberatan jika Abraham mengingini gua di Makhpela sebelah Timur Mamre tanpa bayaran sekalipun. (Kej 23:8-18).
Orang percaya disebut anak Abraham karena Abraham adalah contoh atau acuan hidup orang percaya. (Lukas 19:9, Galatia 3:7). Waktu kita percaya kepada Kristus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat kita bukan saja disebut sebagai anak Allah tapi juga terhisap sebagai keturunan Abraham yang bermartabat agung itu. Hidup sebagai anak Allah yang bermartabat bukan hanya sebagai status tetapi juga harus menjadi keberadaan. Kita harus hidup kudus di hadapan Allah. (1 Petrus 1:14-22). Bermartabat agung tidak ditentukan seberapa banyak harta yang kita miliki atau pun jabatan dan kedudukan yang tinggi di masyarakat. Hanya orang yang berusaha hidup kudus di hadapan Allah yang akan dipermuliakan bersama dengan Kristus di Kerajaan Allah. (CS)