DATANG BERTUBI-TUBI
1 Raja-raja 17:17 (TB) Sesudah itu anak dari perempuan pemilik rumah itu jatuh sakit dan sakitnya itu sangat keras sampai tidak ada nafasnya lagi.
Kesulitan demi kesulitan dihadapi oleh janda di Sarfat ini. Setelah ia lepas dari kesulitan ekonomi karena kelaparan yang melanda negerinya. Kini anak satu-satunya sakit keras dan meningggal dunia. Ibu mana yang tidak bersedih dan merana ketika anaknya mati. Saya sudah berkali-kali menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri kesedihan seorang ibu yang menghadapi kenyataan anaknya meninggal dunia. Betapa berdukacitanya mereka yang kehilangan anak.
Tidak lama setelah janda ini melayani dan menjamu sang Nabi, anak dari perempuan pemilik rumah itu jatuh sakit. Pada zaman dahulu penyakit dianggap sebagai hukuman Allah untuk mengingatkan tentang dosa (ay. 18). Tindakan Elia menunjukkan bahwa penyakit itu bukan hukuman karena dosa. Di sini kita berhadapan dengan salah satu rahasia hidup yang membingungkan. Pada saat Allah secara ajaib menyediakan tepung dan minyak, lalu terjadilah kesulitan dan kesusahan. Kadang-kadang penyakit atau bahkan tragedi yang lebih besar dapat menimpa mereka yang melaksanakan kehendak Allah dan dengan aktif terlibat dalam pelayanan demi kerajaan-Nya. Bagi orang percaya kesulitan dan penderitaan bukanlah dosa tapi pengingat bahwa rumah kita yang sesungguhnya bukan di bumi tapi di Sorga. (CS)