Listen

Description

DECIDE TO RISK EVERYTHING
Ester 4:14 (TB) Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu."

Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) memberi judul perikop Ester 4 ini: "Usaha Mordekai Untuk Menolong Orang Yahudi". Judul ini menjelaskan bahwa orang Yahudi pada saat itu mengalami ancaman pembinasaan oleh Haman bin Hameda. (Ester 3:1-15). Haman adalah seorang pejabat kerajaan kesayangan raja. Haman adalah keturunan dari Agag, raja Amalek. Ia berusaha melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap bangsa Yahudi yang berada di lingkungan kerajaan Persia. Hal ini disebabkan Mordekhai tidak mau memberi hormat ketika Haman lewat di tengah-tengah kota dengan penuh kesombongan. Mordekhai pun dijatuhi hukuman mati sebagai bentuk pembalasan Haman terhadap Mordekhai. Segala perlengkapan untuk melaksanakan hukuman gantung terhadap Mordekhai pun disiapkan. Namun, berkat campur tangan Ratu Ester yang berhasil meluluhkan hati Raja Ahasyweros, Mordekhai tidak jadi dihukum gantung. Justru Haman-lah yang akhirnya harus mati dihukum gantung. Ia digantung di tiang gantungan yang sebelumnya disiapkan untuk Mordekhai.
Alkitab terjemahan NET (New English Translation) memberi judul lebih dramatis: "Esther Decides to Risk Everything In order to Help Her People" (Esther memutuskan untuk mempertaruhkan segalanya demi menolong rakyatnya).
Menurut hukum yang berlaku pada waktu itu, jika seseorang menghadap raja tanpa dipanggil maka ia dapat dihukum mati tidak pandang bulu meskipun seorang ratu. Demikian dengan Ester, ia berisiko dihukum mati karena sudah 30 Hari ia tidak dipanggil raja. Jika menghadap raja tanpa dipanggil maka nyawanya bisa melayang. (Ester 4:11). Yang menarik adalah Ester memutuskan untuk mengambil resiko itu. Itulah sebabnya Ia mengadakan persiapan yang matang. (Ester 4:15-17).
Beruntunglah raja Ahasyweros berkenan kepada Ester sehingga ia bisa menjalankan rencananya membebaskan bangsanya dari rencana jahat Haman. (Ester 5:2-8).
Setiap kita yang hidup di bumi menghadapi resiko kekekalan: Kehidupan kekal atau kebinasaan kekal. (Daniel 12:2, Matius 25:46, Yoh 5:29). Untuk itulah kita harus mempersiapkan diri dengan melepaskan segala sesuatu untuk menjadi murid Kristus. (Lukas 14:33). Kita harus berani mempertaruhkan segalanya demi hidup kekal kita nanti.
Rasul Paulus memberi contoh persiapan yang ia lakukan dengan berbagai statement: Filipi 3:8 (TB) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
1 Korintus 9:27 (TB) Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. 2 Korintus 5:9-10 (TB) 9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. 10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Orang yang tidak berani mengambil resiko adalah orang dengan cara hidup yang jahat. Orang percaya punya potensi untuk berkodrat ilahi. Itulah talenta yang Tuhan berikan pada waktu kita percaya kepada Kristus yang harus kita kembangkan. (Yoh 1:12, Matius 25:28-30). Penebusan Kristus, Injil dan Roh Kudus yang dimeteraikan dalam diri kita merupakan sarana bagi kita untuk mencapai manusia berkodrat ilahi. Orang percaya yang tidak mau mengembangkan talentanya adalah hamba yang jahat yang tidak mau mengambil resiko maka akibatnya dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap. Matthew 25:28-30 (The Message) “‘Take the thousand and give it to the one who risked