Listen

Description

DEMOKRASI TERLARANG?!
1 Samuel 8:18, 22 (TB)
18 Pada waktu itu kamu akan berteriak karena rajamu yang kamu pilih itu, tetapi TUHAN tidak akan menjawab kamu pada waktu itu."
22 TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka." Kemudian berkatalah Samuel kepada orang-orang Israel itu: "Pergilah, masing-masing ke kotanya."

Bangsa Israel pada zaman hakim-hakim diperintah oleh Tuhan melalui para Hakim atau disebut teokrasi. Hakim terakhir saat itu adalah Samuel karena anak-anak Samuel tidak bermoral baik. (1 Sam 8:1-3). Umat Israel menghendaki raja seperti bangsa-bangsa lain. Tuhan mengizinkan mereka memilih seorang raja dengan memperingatkan resiko dan konsekuensinya. (1 Sam 8:3-19). Mereka bersikeras akan memilih raja bagi mereka. Padahal Israel adalah umat pilihan Allah yang seharusnya Allah yang memerintah sebagai raja mereka sebagaimana mereka dipimpin keluar dari Mesir. Allah memimpin langsung melalui Tiang Awan dan Tiang Api dan Musa sebagai perantara mereka.
Allah tidak menolak demokrasi, Ia mengizinkan demokrasi. Allah tidak melarang demokrasi. Demokrasi jelas bukan terlarang jika kita perhatikan narasi dalam 1 Sam 8:1-22.
Apakah demokrasi suatu yang buruk? Tidak juga. Tetapi pilihan manusia bisa saja salah meskipun suara mayoritas. Memang ada istilah dalam bahasa Latin Vox populi, vox dei artinya: suara rakyat suara Tuhan. Suara rakyat harus dihargai sebagai penyampai kehendak Ilahi.
Jika kita salah memilih seorang pemimpin maka akibatnya kesalahan itu akan ditanggung seluruh populasi meskipun sebagian orang yang tidak memilihnya. Jangan sampai kita salah memilih pemimpin. Untuk itu gunakan hati nurani untuk memilih. Tentunya hati nurani yang sudah dikuduskan Firman Tuhan. Hati nurani yang sudah diperbaharui akan menjadi suara Allah. (CS)