DITUDUH GILA
Kisah Para Rasul 26:24-25 (TB) 24 Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: "Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila." 25 Tetapi Paulus menjawab: "Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!
Rasul Paulus sedang bersaksi di depan raja Agripa dan Festus sang wali negeri. Ia menceritakan kisah pertobatan-nya dan memberitakan Injil kpd raja Agripa. Apa yg terjadi? Sementara Paulus berkata, Festus yg hadir saat itu krn dia yg membawa Paulus, ia menuduh Paulus "gila" krn ilmu teologinya yg tinggi membuatnya jadi gila.
Kata "gila" di sini dari kata Yunani: μαίνομαι mainomai yg artinya: to be mad, to rave of one who so speaks that he seems not to be in his right mind. (menjadi gila atau edan, ngaco, orang yg berbicara begitu rupa sehingga ia tampaknya tidak berada dalam pikirannya yang benar). Mainomai artinya diluar nalar yg sehat, insane (sakit pikiran), insensate (bodoh). Mainomai itu asal kata dari: mania yg artinya: madness (edan), frenzy (kalut dan hiruk-pikuk), craziness (gila) atau maniac (orang gila atau keterlaluan). Apakah benar Paulus itu maniak? Kenyataannya Paulus mempunyai moral dan perilaku yang agung sebagaimana Kristus yg menjadi teladannya. (1 Kor 11:1). Hal itu terjadi setelah dia bertobat. Memang sebelumnya, dia itu seorang maniak dan ia mengakuinya bhw ia tadinya seorang yg ganas dalam kesaksiannya itu. (Kis 26:5-12, 9:1-2, 1Tim 1:13). Jauh berbeda dengan isteri Ayub yg berpikir materialiastis dan sadis serta sangat tidak etis mengutuki suaminya sendiri. Ayub 2:10 (TB) Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
Baru-baru ini viral tentang lagu anak-anak yg sudah sangat familiar di telinga anak-anak (lagu: "Balonku"). Lagu ini dianggap mengajak atau menghasut anak-anak utk membenci agama tertentu. Hal ini tentu saja menuai tanggapan disertai protes dari para nitizen dan juga dari sesama rohaniawan agama tsb.
Kok bisa ya seorang rohaniawan bersifat insane (maniak)? Siapapun tanpa terkecuali bisa saja jadi maniacal (berpikir diluar akal sehat).
Orang yang tidak mengalami metanoia atau pertobatan sejati yaitu perubahan cara berpikir (transformasi) akan menjurus jadi mainomai alias maniak.
Orang percaya harus hidup dalam pertobatan terus-menerus dgn mengisi pikirannya dgn kebenaran Firman Tuhan. Jika tdk hidup dlm pertobatan ia tidak ada bedanya dgn mrk yg akan binasa. Matius 18:3 (TB) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (CS)