GARA-GARA SAKIT HATI
Kejadian 4:4-7 (TB) 4 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, 5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. 6 Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? 7 Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Hati Kain menjadi panas karena korban persembahannya ditolak. Yang menjadi sasaran kemarahan Kain adalah Habel adiknya. Tuhan sudah mengingatkan Kain tetapi Kain tidak mengindahkan nasihat Firman Tuhan itu. Ia malah mengeksekusi Habel adiknya. Kejadian 4:8 (TB) Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
Salah satu kejahatan yang membawa kita pada kegagalan dan kesengsaraan adalah sakit hati dan iri hati. Iri hati bukanlah sekedar sifat dan bagian dari karakter, tetapi bagian dari kejahatan yang setan sembunyikan dalam sifat dan karakter manusia. Artinya jika iri hati ada pada kita, maka harus bertobat dan segera membereskannya, sebab bila tidak, maka iri hati akan terus menggerogoti sehingga gagal menggenapi rencana Tuhan dan menuntun kita pada kekacauan hidup. Buanglah karakter iri hati dalam hidup ini. Mengucap syukurlah dengan apa yang kita miliki, dan tidak usah iri hati jika tidak memiliki banyak seperti orang lain. Tuhan lebih tahu apa yang kita perlukan"
Baru-baru ini viral seorang mantan pendeta muda membunuh rekan sepayanannya karena sakit hati. Alasan klasik membunuh karena sakit hati, sebagaimana Kain membunuh adiknya karena panas hatinya. Yang menjadi pertanyaan kok bisa ya seorang rohaniawan melakukan tindakan kejam seperti itu? Dimana hari nuraninya?
Selama ini kekristenan model apa yang dipelajari si pelaku pembunuhan ini? Kekristenan mengajarkan kasih dan belas kasihan, mengapa penggiat rohani ini mempunyai perilaku yang bertolak belakang.
Belakangan diketahui pelaku kejahatan itu menderita gangguan jiwa. Hal ini ditandai dengan pelaku merasa puas dan senang karena sudah melakukan pembunuhan itu.
Sebenarnya kekristenan menekankan perubahan kodrat yang harus dikerjakan seumur hidup. Itulah sebabnya kita perlu firman Tuhan yang menguduskan (Yoh 17:17) dan tuntunan Roh Kudus yang memimpin kepada seluruh kebenaran. Kebenaran itu yang akan memerdekakan kita dari dosa. (CS)