HATI YANG GEMBIRA ADALAH OBAT
Pengkhotbah 2:1-2 (TB) 1 Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itu pun sia-sia." 2 Tentang tertawa aku berkata: "Itu bodoh!", dan mengenai kegirangan: "Apa gunanya?" Pengkhotbah 7:3 (TB) Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega.
Penulis Kitab Pengkhotbah adalah raja Salomo, yang juga menulis kitab Amsal yang penuh hikmat. Apakah Salomo tidak sadar bahwa ada kontradiksi antara Pkh 2:2, 7:3 dengan Amsal 15:13, 17:22.
Kedua ayat ini sangat terkenal dan saling berhubungan. Amsal 15:13 (TB) Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat. Amsal 17:22 (TB)  Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Di Kitab Pengkhotbah, ia menulis: Pengkhotbah 2:2 (TB)  Tentang tertawa aku berkata: "Itu bodoh!", dan mengenai kegirangan: "Apa gunanya?" 
Bahkan terjemahan Sederhana mengatakan: Pengkhotbah 2:2 (TSI2)  Bahkan bagiku tertawa dan bergembira merupakan hal bodoh dan tidak ada manfaatnya.
Pengkhotbah ditulis dari perspektif hidup untuk hidup ini saja; Oleh karena itu, ia memiliki nada gelap. Tetapi kitab Amsal tidak mengabaikan kompleksitas kehidupan, karena itu ia juga mengatakan: Amsal 14:13 (TB)  Di dalam tertawa pun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan. 
Ada keseimbangan dalam kedua buku tsb. Peribahasa ini memuat nasihat yang baik untuk hidup dan membantu kita memilih jalan hikmat yang menguatkan kehidupan. 
Tertawa dan bergembira adalah bodoh dan tidak ada manfaatnya. Apakah benar demikian? Terjadi pertentangan satu sama lain. Sekilas memang terlihat bertentangan tetapi sesungguhnya tidak. Alkitab tidak pernah bertentangan antara satu ayat dengan ayat yang lain. Semua bagian Alkitab merupakan satu kesatuan saling melengkapi satu sama lain (kohesif dan koheren). Waktu Salomo menulis kitab Amsal, usianya masih relatif muda dan energik. Hikmatnya luar biasa. Hati yang gembira secara science memang membuat tubuh sehat dan lebih baik. Itulah sebabnya dikatakan hati yang gembira adalah obat yang manjur. Tetapi untuk apa kita punya tubuh yang sehat dan bugar tapi akhirnya binasa di neraka. Jadi tertawa dan bergembira tidak ada manfaatnya jika hati kita jauh dari Tuhan. Kecuali jika kita selalu hidup di hadirat Tuhan. Itulah sebabnya Salomo Mengingatkan: Pengkhotbah 12:1 (TB)  Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",
Di masa tua-nya dimana secara manusia ia sudah mendapatkan segala sesuatu yang diangan-angankan setiap manusia yang hidup di bumi, ia menyimpulkan: Pengkhotbah 12:13 (TB) Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. (CS)