HIS TROUBLE PEOPLE
(UMATNYA YG MENDERITA)
Mazmur 3:4-5 (TB) 4 Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku. 5 Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. Sela
NKJV memberi judul perikop ayat tsb: "The Lord Helps His Trouble People" (Tuhan menolong umat-Nya yang menderita). Daud menghadapi penderitaan dari dalam keluarganya sendiri. Absalom anak kandunganya memberontak dan mengkudeta kerajaan-nya. Anaknya sendiri memburu dan hendak membunuhnya. Absalom bukan saja jahat tapi anak durhaka. Ini penderitaan yang sangat berat dan dilematis yang ditanggung raja Daud.
Mengapa Daud yang dikatakan seorang yang berkenan kepada Allah harus menderita seperti itu? Tidak satu teori pun yang dapat menjelaskan secara utuh mengapa orang benar harus mengalami penderitaan.
Baru-baru ini seorang teman lama menelepon saya. Ia memberitahu bahwa suaminya meninggal dan baru saja dikremasi. Ia bertanya kepada saya: kenapa ya suami saya yang begitu baik harus dipanggil pulang dulu?. Mendengar pertanyaanya, saya terdiam sejenak karena memang saya tidak tahu jawabannya.
Sebagaimana saya juga tidak mengerti: mengapa saya harus mengalami kehilangan ayah saya 10 tahun yang lalu. Beliau "pergi" begitu saja tanpa pesan dan tidak ada penyakit serius yang menyertainya.
Berusaha mencari tahu mengapa kita mengalami penderitaan adalah suatu usaha yang sia-sia. Justru yang paling penting adalah bagaimana sikap dan respons kita sebagai orang percaya dalam menghadapi penderitaan.
Kita bisa mencontoh sikap dan respons raja Daud ketika ia mengalami penderitaan. Ia datang kepada Allah dalam doa. Ia mencurahkan seluruh isi hatinya. Ia mempercayai Allah-nya sebagai perisai yang melindunginya. Ia tetap memuliakan Allah di tengah penderitaannya. Itulah sebabnya meskipun penderitaannya banyak ia bisa tidur nyenyak. Mazmur 3:6 (TB) Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!
Banyak orang yang gelisah ketika menghadapi penderitaan sehingga sulit bahkan tidak bisa tidur. Hal ini tentunya bisa mengganggu kesehatannya. Ketika kita tahu bahwa Allah hadir di tengah penderitaan kita, kita akan merasa tenang. Kita tahu bahwa penderitaan utama manusia sudah ditanggungnya di kayu salib yaitu maut alias kematian kedua, sehingga sengat maut di manakah engkau?. Ketika sedetik setelah kita meninggal dunia penderitaan itu akan hilang dalam sekejab, yang tinggal adalah kebahagiaan abadi bersama Dia di Kerajaan kekal-Nya. (CS).