Listen

Description

MAKNA KAIN PELUH YANG TERGULUNG
Yohanes 20:6-7 (TB) 6 Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, 7 sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.

Apa makna dari kain peluh yang tergulung rapih? Apakah ini sebuah informasi yang penting? Berikut ini penjelasan yang sangat menarik dari seorang peneliti Alkitab sekaligus juga seorang penginjil bernama Revy Halim:
Pada zaman dulu, ada sebuah tradisi dimana ketika seorang tuan makan, dia akan meminta hambanya untuk mempersiapkan meja makan beserta hidangannnya sesuai dengan keinginan sang tuan. Setelah hamba itu mempersiapkan meja makan beserta hidangannya, dia akan menunggu dari kejauhan. Hamba itu tidak berani menyentuh meja makan hingga dia mengetahui bahwa tuannya sudah selesai makan.

Jika sang tuan berdiri lalu mengelap jari-jarinya, mulutnya, dan jenggotnya dengan kain kemudian ia melemparkan kain itu ke meja dalam keadaan berantakan dan lalu pergi maka berarti tuan itu sudah selesai makan, dan hambanya sudah dapat membereskan meja makan.

Namun, jika sang tuan berdiri lalu menggulung kainnya dengan rapih dan meletakkannya di samping piringnya lalu pergi maka berarti tuan itu belum selesai makan—dimana dia hanya akan pergi sebentar dan nantinya akan kembali untuk melanjutkan makannya.

Jadi, apa arti dari kain peluh Tuhan Yesus yang tergulung di samping? Artinya adalah, Tuhan Yesus belum selesai, Dia hanya pergi untuk sebentar dan Dia akan segera kembali! Ini adalah sebuah pesan yang Tuhan Yesus ingin berikan kepada kita—Dia mengingatkan kita bahwa Dia akan kembali untuk menjemput kita semua. “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Yohanes 14:3).
“Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia” (Ibrani 9:28).
“Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: “Ya, Aku datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus!” (Wahyu 22:20).
Penjelasan ini harus kita fahami dan hayati bahwa kita harus siap sedia menyambut kedatangan-Nya kembali. Kita juga harus berjaga-jaga karena kita tidak tahu akhir hidup kita. Yang penting kita selalu siap sedia supaya ketika tiba waktunya kita dijumpai sebagai hamba yang berkenan kepada-Nya sehingga bisa menempati rumah Bapa di Sorga. (CS)