KOPI KOK PAHIT?!
Rut 1:20 (TB) Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.
Naomi mengalami kepahitan hidup: suami dan kedua anak laki-lakinya mati di Moab, negeri asing tempat mereka mengungsi. Ia hidup sebagai seorang janda tanpa harapan. Ia mengungkapkan kepahitan hidupnya kepada kedua menantunya agar mereka meninggalkan dirinya. Rut 1:13 (TB) masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?"
Itulah sebabnya Naomi tidak mau dipanggil lagi sebagai Naomi (artinya: manis atau kesukaan, menyenangkan, kesenangan). Ia lebih suka dipanggil Mara (artinya: pahit, Ing: bitterness, susah, sedih hati) karena apa yang dialaminya benar-benar pahit. Mara ternyata juga berarti: menyelenggarakan.
Kata mara menjadi marar yang artinya: menjadi pahit atau membuat pahit. Ing: make bitter atau embitter. Ternyata kata marar punya makna ganda, selain makna negatif, marar juga punya makna positif: to be strong, strengthen (menjadi kuat atau menguatkan).
Ketika Naomi menjalani kehidupan yang pahit bersama dengan Rut menantu yang bersedia menemaninya di saat sengsara, akhirnya Naomi mengalami suatu masa depan yang penuh kebahagiaan. Bahkan orang-orang menyebutnya berbahagia. (Rut 4:14-17).
Melalui kehidupannya yang pahit Naomi mendapatkan keturunan seorang raja besar di Israel yaitu raja Daud. Bahkan melahirkan keturunan ilahi yang menjadi penyelamat dunia.
Saya dulu bukan peminum kopi. Suatu hari seorang sahabat memberi saya nasihat bahwa kopi itu sangat baik bagi manusia. Banyak manfaat kopi bagi kesehatan tubuh. Saya mencobanya dan pahit sekali, saat itu saya tidak bisa meminumnya apalagi menikmatinya. Sahabat itu berkata memang begitu di awal pertama minum kopi, pahit tidak enak tetapi cobalah beberapa kali dan nikmati saja. Betul saja kata teman itu. Sudah beberapa tahun ini setiap pagi saya ditemani oleh secangkir kopi. Tanpa kopi hari terasa kurang lengkap.
Kita tidak tahu kapan pandemi COVID-19 ini berakhir. Ada seorang gadis muda belia cantik merasa depresi karena COVID-19 yang mengakibatkan ia menderita anxiety berkepanjangan. Akhirnya ia meninggal terkena serangan jantung.
Janganlah pandemi ini memahitkan hidup kita apalagi membunuh kita. Nikmati saja, seperti kita menikmati kopi pahit (kopi tanpa gula) sehingga itu menjadi berkat abadi. (CS)