Listen

Description

LEE LUDA
1 Korintus 15:33-34 (TB) 33 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. 34 Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.

Rasul Paulus mengingatkan jemaat Korintus supaya jangan sesat!. Apa yang bisa membuat kita sesat atau error? Pergaulan yang buruk bisa membuat kita sesat sehingga kebiasaan yang baik jadi rusak. Kebersamaan dengan orang yang jahat dan bejat bisa mengubah kebiasaan baik Kita. Kebiasaan di sini bukan hanya soal habit atau manner tapi juga karakter kita. Kata "kebiasaan" dari kata Yunani: ethos. Dari kata ini berkembang menjadi etika atau moral. Etika anak Allah yang berkarater Kristus tidak akan tercapai jika kita salah bergaul.
Baru-baru ini di Korea Selatan diramaikan dengan kontroversi kecerdasan buatan atau Artificial intelligence yang dinamakan Lee Luda. Karakter Lee Luda sangat populer sebagai chatterbot program komputer yang melayani percakapan. Namun dalam perkembangannya, obrolan dengan Lee Luda menimbulkan keresahan. Ia mulai berkata-kata penuh kebencian, mem-bully orang dengan ujaran rasialis dan seksis. Perusahaan yang menciptakan Lee Luda terpaksa menghentikan kecerdasan buatan ini. Dari manakah asal kebencian yang ditampilkan oleh Lee Luda? Ternyata kecerdasan buatan ini menyerap data dan mempelajari pola bahasa dari 10 miliar perbincangan yang lalu lalang di platform digital. Kecerdasan buatan itu menuruti cara berpikir, juga cara berbicara, yang didemonstrasikan oleh manusia.

Memang manusia bukan robot karena manusia punya hati nurani. Tapi kebersamaan dengan orang yang buruk bisa merusak hati nurani. Jika hati nurani tidak diisi dengan kebenaran Firman Tuhan maka gelaplah seluruh pengertiannya dan rusaklah karakternya. (CS)