LUCIFERASE
2 Petrus 1:19 (TB) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Jika kita membaca terjemahan VULGATA ayat 2 Petrus 1:19 ada kata Lucifer:
II Petri 1:19 Et habemus firmiorem propheticum sermonem: cui benefacitis attendentes quasi lucernae lucenti in caliginoso loco donec dies elucescat, et lucifer oriatur in cordibus vestris:
Biasanya kita sudah takut ketika mendengar kata "Lucifer". Kita anggap Itu pasti si Iblis alias si jahat, sehingga waktu ada kata Lucifer seperti kata "Luciferase", kita berpikir: ini pasti berasal dari Iblis atau Setan. Padahal Luciferase Itu nama Enzim. Enzim Luciferase yang konon ada di dalam vaksin Covid-19 menjadi heboh di medsos karena dianggap dari Setan. Padahal Luciferase adalah enzim heteropolimerik yang mengkatalis perubahan energi kimia ke energi cahaya dalam bakteri bioluminisensi. Luciferase adalah Enzim Bioluminescense yang mampu menghasilkan cahaya bio. Kunang-kunang (fireflies) merupakan salah satu hewan yang memiliki Enzim Luciferase. Sudah ada ribuan tahun lalu. Dia tidak mengubah DNA, tetapi dipakai sebagai luminometer.
MENGAPA DIBERI NAMA LUCIFERASE?
Sehingga dikaitkan dengan Lucifer (dalam arti: Iblis, oleh sebagian besar orang Kristen)? Raphaël Horace Dubois (20 Juni 1849, Le Mans - 21 Januari 1929) adalah seorang farmakologis Perancis, dialah yang pertama kali memberi nama ensim tsb dengan nama LUCIFERASE. Mengambil dari kata Latin "Lucifer" yang berarti pembawa cahaya (light bearer). Jadi jelas di sini yang memberi nama "LUCIFERASE" bukan Bill Gate.
Apakah vaksin Covid-19 mengandung "LUCIFERASE"? Mungkin saja. Tetapi yang jelas, keberadaan "LUCIFERASE" pada vaksin bukan merubah struktur DNA, tetapi sebagai pelapor atau pendeteksi (reporter). Test yang menggunakan luciferase ini sudah dikembangkan sebelum era Covid-19. Jadi kata "Luciferase" sudah ada jauh hari sebelum ada Pandemi Covid-19. Apakah ini suatu kebetulan? Iya bisa saja.
Kita kembali kepada pembahasan inti renungan Firman Tuhan kali ini. Pada zaman awal abad pertama, orang membutuhkan pelita untuk mengusir kegelapan malam. Itulah sebabnya mereka harus memperhatikan pelita mereka agar tetap menyala. Pelita dipakai sebagai gambaran: Firman Allah yang disampaikan oleh para nabi. Firman Allah harus diperhatikan agar tetap hidup di dalam orang percaya. Ketika Firman menjadi manusia yaitu Kristus datang ke Dunia. Dia adalah Terang yang sesungguhnya. (Yoh 1:9). Kita pun harus memperhatikan-Nya dengan lebih serius lagi. Terang yang menjadi manusia disebut Bintang Timur (Ing: Morning Star) itulah Yesus Kristus. Gelar "Bintang Timur" dari kata Yunani: φωσφόρος phōsphoros artinya: The Morning Star (Bintang Fajar atau Bintang Timur). Phosphorus dari dua kata: phōs dan phero. Phos artinya: light (Terang) dan Phero artinya: to carry (membawa). Jadi Phosphorus artinya: Pembawa Terang. Tuhan Yesus adalah Pembawa Terang. Tuhan Yesuslah Bintang Timur yang gilang gemilang. (Why 22:16). Dialah Terang dunia (Phos Ho Kosmos).
Yohanes 8:12 (TB) Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Murid Kristus yang menjaga dirinya tetap memiliki Kristus tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan berjalan dalam Terang karena ia mempunyai Terang Sejati. Orang Kristen yang masih melakukan kejahatan menunjukkan ia tidak memiliki Terang Sejati. Jangan-jangan ia dikuasai oleh Lucifer. Lucifer atau Pembawa Terang adalah juga gelar untuk Iblis sebelum memberontak. (Yes 14:12). Iblis yang tadinya bergelar Bintang Timur sebelum memberontak. Iblis alias si Jahat adalah sumber segala kejahatan dan penyesatan. Itulah sebabnya kita harus terus-menerus dipenuhi