Listen

Description

MAFIA TANAH
1 Raja-raja 21:15-19 (TB) 15 Segera sesudah Izebel mendengar, bahwa Nabot sudah dilempari sampai mati, berkatalah Izebel kepada Ahab: "Bangunlah, ambillah kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia sudah mati." 16 Segera sesudah Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya. 17 Tetapi datanglah firman TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu, bunyinya: 18 "Bangunlah, pergilah menemui Ahab, raja Israel yang di Samaria. Ia telah pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya. 19 Katakanlah kepadanya, demikian: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah membunuh serta merampas juga! Katakan pula kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan menjilat darahmu."

Masalah serobot menyerobot tanah sudah lama terjadi di zaman raja-raja. Seorang raja Israel menginginkan tanah orang lain yang letaknya persis di samping istananya. Tanah kebun anggur Nabot hendak diserobot Ahab untuk dijadikan kebun sayur (vegetable garden). Dengan cara yang licik Izebel isteri Ahab berhasil mengambil tanah tsb hingga menyebabkan pemiliknya tewas. Suatu cara yang keji dan jahat serta biadab. Ahab dengan gembira mengambil kebun anggur Itu. Tetapi hukuman terus mengintai raja dan isterinya Itu.

Di zaman now lagi marak kasus kejahatan yang dilakukan mafia tanah. Mirisnya korbannya bukan hanya pemilik tanah yang luas tapi tanah milik rakyat kecil yang tidak seberapa luas. Mengapa disebut mafia tanah karena melibatkan oknum pejabat notaris, pegawai Badan Pertanahan dan lain-lain. Diduga mafia tanah ini didalangi oleh seorang pengusaha yang juga pengacara dan dosen, pembicara seminar serta seorang pendeta. Kita mungkin bertanya: Bagaimana bisa kok seorang rohaniawan bisa berbuat jahat seperti itu dan merugikan orang lain. Jabatannya aja pendeta tapi kelakuan mafia. Sekarang sang dalang ditetapkan menjadi DPO (Daftar Pencarian Orang). Orang yang hanya menjadikan pendeta sebagai sebuah jabatan bukan sebagai panggilan bisa melakukan suatu yang menyimpang dari kebenaran yang dia ajarkan. Jadilah pelita yang menerangi kegelapan bukan pendeta yang hidup dalam kegelapan. (CS).