MAKAN AJA RIBET
1 Korintus 10:30-33 (TB) 30 Kalau aku mengucap syukur atas apa yang aku turut memakannya, mengapa orang berkata jahat tentang aku karena makanan, yang atasnya aku mengucap syukur?" 31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. 32 Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah. 33 Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.
Saya orang yang tidak begitu ribet soal makan. Ada orang yang cukup sulit untuk makan karena begitu banyak pantangannya. Paulus orang yang selalu bersyukur atas makanan yang di hadapannya. Tetapi dia tidak mau jika ia makan sesuatu menjadi batu sandungan. Dia lebih baik tidak memakannya jika makanan itu membuat orang yang melihatnya jadi syak atau kecewa sehingga imannya lemah. Logikanya memang setiap makanan yang masuk ke mulut akhirnya ke perut lalu dibuang ke jamban. (Matius 15:17).
Pernahkah kita berpikir seperti Paulus? Apa pun yang kita lakukan baik itu makan atau minum atau melakukan yang lain, kita memperkarakannya di hadapan Tuhan? Apakah yang kita lakukan memuliakan Tuhan? Apa yang kita lakukan membuat Tuhan disenangkan? Apakah ini tidak menjadi ribet karena soal makan, minum belum lagi melakukan hal lain harus dipersoalkan dengan Tuhan. Pasti jadi ribet. Tetapi setiap kita dimeteraikan oleh Roh Kudus (Efesus 1:13). Roh Kuduslah yang mengajarkan segala sesuatu kepada kita apa yang baik, apa yang berkenan dan yang sempurna. (Yohanes 14:26, Roma 12:2). Itulah sebabnya dari pihak kita, kita harus belajar kebenaran Firman Tuhan (Matius 28:19-20). Roh Kudus akan mengingatkan kita kebenaran yang pernah kita pelajari. (CS)