Listen

Description

MEMINTA TANDA
Yesaya 7:10-14 (TB) 10 TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya: 11 "Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas." 12 Tetapi Ahas menjawab: "Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN." 13 Lalu berkatalah nabi Yesaya: "Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? 14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.

Memang ayat ini, ayat yang cukup sulit dan membingungkan kita. Allah menyuruh raja Ahas untuk minta tanda yang sungguh ajaib kepada-Nya supaya ia bisa percaya kepada-Nya. Tetapi Ahas tidak mau.

Sekitar tahun 735/734 SM raja Israel dan raja Aram menyerang Yehuda. Raja Yehuda bernama Ahas diberi tahu oleh Yesaya agar percaya kepada Allah yang sanggup memberi kelepasan. Namun Ahas menolak untuk menerima tawaran Allah akan sebuah tanda ajaib, ia malah meminta bantuan Asyur (lih. 2 Raj 16:5-18; 2Taw 28:16-21). Sekalipun demikian Allah tetap memberi tanda kepada seluruh rumah Daud ini -- lahirnya Imanuel (ayat Yes 7:13-17). Walaupun serbuan Aram-Israel akan gagal, Allah kelak akan mengirim orang Asyur dan Babel untuk menghancurkan negeri itu.
Apakah yang dipikirkan Ahas ketika ia memutuskan untuk meminta tolong kepada Asyur? Ketika itu Ahas dalam keadaan panik dan takut, sebab Aram dan Israel akan menyerang Yehuda. Karena ketakutannya itulah maka Ahas melakukan tindakan yang "rasional". Sebagai seorang kepala negara, ia harus memikirkan keselamatan bangsanya dan dirinya sendiri. Ia tidak bisa menunggu lagi karena Aram dan Israel akan segera menghancurkan Yerusalam dan Yehuda. Ia harus bertindak cepat, berpikir logis dan minta bantuan kepada Asyur. Harus, harus, harus! Kelihatannya Ahas sudah terjebak dengan situasi. Pada waktu itu, memang tidak gampang -- Ahas diminta Allah untuk beriman. Dalam situasi krisis, bukankah beriman merupakan pilihan paling akhir yang akan diambil oleh seorang yang berpikir logis?

Ahas diminta untuk memohon sebuah tanda. Sayang sekali, Ahas sudah menutup hatinya. Ia tidak akan mengubah keputusannya untuk meminta tolong kepada Asyur. Karena itu, Tuhan memberikan tanda meskipun Ahas tidak memintanya. Pemberian tanda ini merupakan sebuah demonstrasi yang dilakukan Allah untuk menentang Ahas. Allah ingin menunjukkan bahwa janji-Nya pasti terlaksana namun Ahas tetap buta. Tanda yang diberikan adalah akan lahirnya seorang anak sebagai simbol Imanuel, simbol bahwa "Allah beserta dengan kita [umat-Nya]." Namun, Ahas tetap keras hati. Maka, Allah menunjukkan bahwa Asyur akan memusnahkan Yehuda.

Tuhan menawarkan suatu mukjizat sebagai penguat untuk mengangkat iman Ahas, dengan menyuruh Ahas menyebut pertanda yang diinginkannya. Itu bisa sesuatu yang ada di langit atau yang di bawah bumi. Tetapi, karena Ahaz sudah memutuskan untuk mengandalkan Asyur maka secara munafik dia berdalih seperti orang saleh.

Pelajarannya; kita bisa saja merasa takut. Namun, ingat bahwa mendengarkan dan menaati Allah adalah tindakan paling logis yang dapat ditempuh!. Iman adalah penurutan terhadap kehendak Allah.

Bagi umat Perjanjian Baru sejak Tuhan Yesus datang ke dunia kalau bicara soal tanda, pemahaman kita akan berbeda. Tanda atau petunjuk atau juga mujizat, bhs Inggris: Sign. Tanda diperlukan untuk memberi arah ke suatu tempat. Misalnya kita ingin ke Bandung, di dalam perjalanan ada tanda atau petunjuk ke arah kota yang kita tuju. Kita secukupnya memperhatikannya. Tanda itu bukan tujuan kita. Tanda atau mujizat yang Tuhan Yesus lakukan hanya sebagai petunjuk bahwa Dia adalah Mesias dari Allah. Tanda atau mujizat bagi orang yang baru percaya dimaksudkan agar ia bisa percaya kepada Yesus. Bagi kita yang sudah lama jadi Kristen, kita harus percaya kepa