MENCAPAI KESEMPURNAAN
Roma 7:18 (TB) Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.
Ketika kita mengalami pembaharuan budi kita memiliki kecerdasan rohani untuk mengerti kehendak Allah dan membedakanya. Kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna. (Roma 12:2). Jika kita tidak mengalami pembaharuan budi maka kita tidak ada bedanya dengan dunia ini.
Orang yang beradab tahu bahwa membunuh itu dosa. Ketika seorang membunuh maka ia adalah pembunuh sebagai seorang penjahat. Dalam kekristenan kita diminta bukan hanya tidak membunuh orang secara fisik tapi tidak boleh membenci. Membenci di dalam hati saja adalah sikap yang tidak berkenan di hadapan Allah. Seperti yg diajarkan Tuhan Yesus. Matius 5:21-22 (TB) 21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Tentang perzinahan, tidak hanya difahami sebagai hubungan seksual dengan yang bukan pasangan nikah yang sah tapi ketika memandang wanita lain dan menginginkanya sudah berzinah. Matius 5:27-28 (TB) 27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. 28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Proses pembaharuan budi membuat kita mengenali yang ada di batin kita sehingga memungkinkan kita mencapai kedalaman dan ketepatan seperti yang Allah kehendaki. (CS).