MENGATUR TUHAN
Yesaya 40:13 (TB) Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasihat?
Ayat tsb di atas bisa dikatakan sebagai pertanyaan retorika. Pertanyaan retorika adalah kalimat tanya tak bertanya merupakan kalimat tanya yang sebenarnya mengandung sebuah makna pernyataan dan tidak memerlukan jawaban. Kalimat ini merupakan kalimat tanya tetapi tidak memerlukan jawaban karena jawabannya telah diketahui dan merupakan kalimat lengkap. Menurut Aristoteles: pertanyaan retorika dapat digunakan untuk mempengaruhi orang lain dan mendapatkan apa yang kita inginkan dengan menggunakan kata-kata.
Orang beragama umumnya tahu dengan jelas bahwa tidak pernah ada seorang pun yang bisa mengatur Tuhan atau menasihati Tuhan apalagi memberi petunjuk kepada-Nya. Malah sebaliknya kita yang memerlukan petunjuk dan nasihat-Nya. Tetapi tidak sedikit orang beragama mengatur Tuhan. Bagaimana cara meraka mengatur Tuhan? Dengan doa-doa mereka. Isi doa orang yang mau mengatur Tuhan biasanya bersifat antroposentris dan egosentris yang berpusat kepada kepentingan dan kehendak manusia sendiri.
Tuhan Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami yg bersifat teosentris. Salah satu kalimat dalam doa Bapa Kami. Matius 6:10 (TB) datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Tuhan Yesus bukan saja cakap mengajarkan Doa Bapa Kami, Ia juga mempraktekkannya hingga akhir hidup-Nya. Matius 26:39 (TB) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Orang Kristen yang dewasa jika berdoa tidak ada unsur mau mengatur Tuhan karena yang ia minta adalah yang sesuai dengan kehendak-Nya. Ia tahu doa adalah dialog dengan Tuhan untuk mengerti kehendak-Nya bukan meminta sesuatu. 1 Yohanes 5:14 (TB) Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. (CS)