MENGERTI ISI KITAB APOKALIPTIK
Wahyu 1:19 (TB) Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.
Kitab Wahyu tidak terlalu sering dikhotbahkan oleh para pendeta karena memang cukup sulit untuk mengerti kitab ini. Kitab Wahyu disebut sebagai kitab Apokaliptik karena memang bergender apokaliptik. Sastra Apokaliptik adalah jenis tulisan mengenai penyataan Ilahi yang berasal dari masyarakat Yahudi kurang lebih antara tahun 250 SM dan 100 M yang kemudian diambil alih dan diteruskan oleh Gereja Kristen. Kata "apokaliptik" berasal dari bahasa Yunani yang artinya "menyingkapkan" atau " membukakan" dan merujuk pada sesuatu yang sebelumnya tersembunyi dan sekarang telah disingkapkan. Kata "apokaliptik" sebetulnya merupakan suatu ungkapan dari gereja Kristen abad ke-2 untuk jenis sastra yang dipakai dalam surat Wahyu kepada Yohanes di Perjanjian Baru. Dari sinilah kata "apokaliptik" kemudian menjadi sebutan untuk gaya penulisan yang banyak menggunakan simbol, seperti di dalam Kitab Wahyu.
Untuk mengerti kitab Wahyu kita bisa menggunakan pendekatan simbolis (lambang), historis (riwayat sejarah), preteris (Masa lalu) dan futuris (Masa depan). Hal ini sesuai dengan perkataan Tuhan Yesus kepada Yohanes: Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.
Perlu ekstra hati-hati ketika menyampaikan kebenaran ayat di kitab Wahyu. Berdoa dan bergumul memohon hikmat dan pengertian serta pewahyuan dari Tuhan menjadi syarat mutlak jika ingin mempelajari isi kitab Wahyu. (CS)