Listen

Description

MENJADI TINGGI HATI
2 Tawarikh 26:4-5 (TB) 4 Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya. 5 Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil.

Uzia adalah raja yang awalnya baik dan melakukan apa yang benar. Ia memberi harapan yang besar bagi bangsa Israel. Ia memerintah selama 52 tahun. (2 Tawarikh 26:3).

Tetapi apa yang terjadi di akhir hidupnya? Alkitab menjelaskan dengan cukup detail.
2 Tawarikh 26:16-23 (TB) 16 Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan. 17 Tetapi imam Azarya mengikutinya dari belakang bersama-sama delapan puluh imam TUHAN, orang-orang yang tegas; 18 mereka berdiri di depan raja Uzia dan berkata kepadanya: "Hai, Uzia, engkau tidak berhak membakar ukupan kepada TUHAN, hanyalah imam-imam keturunan Harun yang telah dikuduskan yang berhak membakar ukupan! Keluarlah dari tempat kudus ini, karena engkau telah berubah setia! Engkau tidak akan memperoleh kehormatan dari TUHAN Allah karena hal ini." 19 Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya untuk dibakar menjadi marah. Sementara amarahnya meluap terhadap para imam, timbullah penyakit kusta pada dahinya di hadapan para imam di rumah TUHAN, dekat mezbah pembakaran ukupan. 20 Imam kepala Azarya dan semua imam lainnya memandang kepadanya, dan sesungguhnya, ia sakit kusta pada dahinya. Cepat-cepat mereka mengusirnya dari sana, dan ia sendiri tergesa-gesa keluar, karena TUHAN telah menimpakan tulah kepadanya. 21 Raja Uzia sakit kusta sampai kepada hari matinya, dan sebagai orang yang sakit kusta ia tinggal dalam sebuah rumah pengasingan, karena ia dikucilkan dari rumah TUHAN. Dan Yotam, anaknya, mengepalai istana raja dan menjalankan pemerintahan atas rakyat negeri itu. 22 Selebihnya dari riwayat Uzia, dari awal sampai akhir, ditulis oleh nabi Yesaya bin Amos. 23 Kemudian Uzia mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di samping nenek moyangnya di ladang dekat pekuburan raja-raja, karena ia berpenyakit kusta, kata orang. Maka Yotam, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.

Uzia begitu PD (percaya diri) hingga ia merasa berhak melakukan apapun yang dia kehendaki. Penulis kitab Tawarikh mengatakan dengan tegas bahwa ia menjadi tinggi hati sehingga melakukan hal yang merusak. Tentunya merusak dirinya sendiri. Ia membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan. Padahal yang berhak membakar ukupan adalah para imam bukan seorang raja. Tuhan menghukum Uzia, ia kena kusta sehingga harus dikucilkan hingga mati.

Uzia tidak mengalami pertumbuhan Rohani dan karakter. Tanda utama orang yang rohaninya bertumbuh adalah rendah hati. Makin rohani seseorang makin rendah hati orang itu. Rasul Paulus adalah contoh konkrit. Ia seorang rasul yang punya prestasi luar biasa. Tetapi ia merasa orang yang paling hina dan paling berdosa. (1 Kor 15:9, Efesus 3:8, 1 Timotius 1:16).
Rendah hati adalah karakter dominan dari Kristus. Jika orang Kristen merasa rohani tapi tidak makin rendah hati malah makin sombong, jangan-jangan dia bukan pengikut Kristus. (CS)