MESIAS YANG DIJANJIKAN
Lukas 2:26 (TB) dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
Sangat menarik membaca teks Lk. 2:22-40 di mana ada dua orang yang sudah tua: Simeon dan Hana, juga ada keterangan yang menegaskan bahwa Yesus yang masih bayi, baru berusia sekitar 34 hari (karena dibawa ke Bait Allah setelah selesai masa pentahiran selama 33 hari), dibawa untuk dipersembahkan kepada Allah di Bait Allah di hadapan imam-imam. Hal ini menegaskan bahwa Yesus, sekalipun masih bayi adalah Mesias yang dijanjikan.
Simeon menegaskan bahwa apa yang dijanjikan oleh Roh Kudus kepadanya bahwa sebelum ia mati ia akan melihat Mesias, tergenapi. Bayi Yesus yang baru berusia sebulan lebih dinyatakan oleh Simeon sebagai Sang Mesias.
Pesan teologis Lukas dalam narasi ini adalah menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias sejak lahir-Nya, sejak inkarnasi-Nya. Dengan kata lain, Injil Lukas menentang gagasan adopsianisme, bahwa mesianisme Yesus bukan sebagai suatu adopsianisme yang terjadi saat Ia dewasa, saat baptisan-Nya, melainkan sejak Ia lahir sebagai manusia. Mesianisme Yesus adalah inkarnasi Allah, sehingga Ia adalah mesias sejak Ia menjadi manusia, yaitu sejak lahir. Sebagai catatan atau Note: Adopsionisme adalah paham yang menganggap bahwa Yesus Kristus adalah manusia biasa yang diadopsi menjadi Anak Allah. Ajaran ini muncul dari kelompok Kristen Ebionit. Kemudian ajaran ini dikembangkan oleh golongan Monarkisme Dinamis pada abad ke-2 dan abad ke-3. (Wikipedia).
Jadi Tuhan Yesus memang benar-benar Mesias yang telah dijanjikan Allah sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Siapa saja yang percaya kepada-Nya sebagai Mesias akan diselamatkan. Jangan mati dulu sebelum Anda dan saya percaya kepada-Nya dan hidup berkenan kepada-Nya karena hanya mereka yang hidupnya berkenan kepada Bapa saja yang akan hidup kekal bersama Bapa di Sorga. (CS)