Listen

Description

ORANG KAYA YG TRAGIS
Lukas 12:16-17 (TB) 16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. 17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
Lukas 12:20-21 (TB) 20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? 21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

Tuhan Yesus mengemukakan perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh. Ironis sekali, ada org kaya tapi bodoh. Biasanya org kaya itu pintar-pintar. Org kaya ini dikatakan bodoh terlihat dari pertanyaannya. Lukas 12:17 (TB) Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
Orientasi hidupnya hanya kepada dunia ini saja. Org kaya yg berorientasi hanya kpd dunia saja adalah org bodoh krn ada kehidupan di balik kubur. Org yg hanya memikirkan perihal kekayaan akan tertipu dgn kekayaannya. (Matius 13:22)
Di akhir hidupnya jasadnya hanya ditempatkan di tanah ukuran 1 X 2 meter saja. Ironis dan tragis jika org kaya tidak kaya di hadapan Tuhan. Lukas 12:21 (TB) Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

Baru-baru ini saya membaca sebuah tulisan di medsos tentang seorg bankir yg meninggal: Antonio Vieira Monteiro (Presiden Direktur Santander Bank Portugal) yang meninggal karena Covid-19 sepulang dari Italia. Yang jadi perhatian, bukannya kematiannya, tapi justru tulisan putrinya dimedia sosial, yaitu sbb:
"Kami keluarga kaya raya, tapi Ayahku meninggal seorang diri, sulit bernafas seperti tercekik karena mencari sesuatu yang gratis tanpa biaya, yaitu udara segar, sedangkan harta yang dikumpulkan, ternyata tidak bisa membantunya, bahkan ditinggalkan selamanya dirumah."
Menurut sebagian orang, tulisan ini sekedar dinilai sebagai keluhan seorang anak yang lagi kalut ditinggal mati Ayahnya, tapi sesungguhnya ini merupakan pesan yang berharga.
Apa arti bergelimang harta, jabatan dan kekuasaan, jika ajal menjemput semua itu tidak bisa menyelamatkannya, mencari udara gratis saja tidak bisa, sesungguhnya betapa lemah dan rapuhnya kehidupan manusia itu.
Ingatlah bahwa hidup tidak sekedar menumpuk harta, melainkan juga harus menumpuk kebajikan. Hidup tidak hanya berpikir apa yang akan kita tuntut dan dapatkan, tapi juga apa yang sudah kita berikan dan seberapa besar keikhlasannya.
Hargailah hidup yang Tuhan berikan dengan seefektif mungkin bukan utk mengejar ambisi dan popularitas tapi sebagai anugerah yang berharga dari Tuhan dgn selalu menjadi berkat bagi semua orang untuk kemuliaan nama Tuhan. (CS)