PERGUMULAN YANG SESUNGGUH
Markus 14:35-36 (TB) 35 Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. 36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."
Pergumulan Tuhan Yesus di Taman Getsemani merupakan pergumulan yang hebat. Dia perlu mengajak tiga murid-Nya. Perhatikan penjelasan penulis Injil Markus ini. Markus 14:33-34 (TB) 33 Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, 34 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah."
Tuhan Yesus sangat takut dan gentar Serta sangat sedih seperti mau mati rasanya. Di Injil Lukas dicatat: Lukas 22:44 (TB) Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
Itulah pergumulan Kristus dalam melakukan kehendak Bapa-Nya. Dia akhirnya taat dengan kehendak Bapa-Nya. Ia bersedia meminum cawan murka Allah yaitu Salib. Kematian di kayu Salib bukan hanya penderitaan jasmani tapi penderitaan batin dimana Ia harus terpisah dari Bapa-Nya untuk sesaat. Tuhan Yesus berteriak kepada Bapa-Nya dengan teriakan pilu karena ditinggalkan Bapa-Nya. Markus 15:34 (TB) Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?.
Dosa memisahkan manusia dari Allah Bapa tetapi kematian Kristus di salib memulihkan hubungan kita dengan Bapa. Pergumulan Getsemani kita adalah melakukan kehendak Bapa. Apa kehendak Bapa yang terutama? Allah Bapa ingin kita hidup seperti Putera Tunggal-Nya yaitu memiliki kodrat ilahi. Orang yang memiliki kodrat ilahi ditandai dengan ketaatan kepenuhnya kepada Allah Bapa. Inilah satu-satunya agenda kita dalam hidup ini Mengenakan hidup seperti kehidupan Kristus. Sepérti Paulus berkata "Aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun Aku hidup bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Galatia 3:19-20).
Apakah kita menjalani kehidupan Kristus saat ini? (CS).