Listen

Description

PERSOALAN CUCI TANGAN
Matius 15:10-12 (TB) 10 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka: 11 "Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." 12 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?"

Tuhan Yesus menegaskan pengajaran-Nya tentang orang munafik yang licik yaitu mereka yang materialistic tetapi membungkusnya dengan tradisi beribadah. Mereka enggan memberikan harta untuk memelihara orang tua dan keluarga mereka dengan alasan yang sangat agamis. Dengan alasan uang mereka sudah mereka persembahkan kepada Allah. (Matius 15:3-9). Pengajaran Yesus ini dipicu dari kritik orang Farisi dan Ahli Taurat. Mereka mengkritik para murid-Nya yang tidak mencuci tangan sebelum makan. (Matius 15:1-2). Memang mencuci tangan sebelum makan adalah tradisi Timur Tengah yang sangat baik bagi kesehatan.

Sangatlah berbahaya jika orang memakai pola agama demi kepentingan dan keuntungan materi semata. Hal ini menyebabkan blunder secara logika moral. Bagaimana mungkin orang tua mereka sendiri mereka abaikan demi memberi persembahan kepada Allah. Itulah sebabnya dengan tegas Kristus menyimpulkan dengan suatu perumpamaan: Makanan yang dimakan secara fisik pada akhirnya akan terbuang ke jamban. Tetapi hati yang licik dan munafik itulah yang mengotori hidup orang. Matius 15:17-20 (TB) 17 Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? 18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. 19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. 20 Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."

Baru-baru ini kita dihebohkan dengan restauran yang menggunakan bahan daging non halal dengan resep tradisional daerah tertentu. Mereka memprotes keras bhw resep masakan itu tidak boleh memakai bahan dari daging non halal. Padahal ada banyak jenis khas makanan tertentu lain juga diadopsi dan dimodifikasi sehingga berbeda dari daerah di mana makanan itu biasa dimasak. Misalnya: burger dengan isi daging rendang sehingga burger bisa dimakan oleh orang yang terbiasa makan daging rendang. Demikian juga dengan jenis makanan lain yang dimodifikasi seperti siomay, puyunghai dlsb. Semua makanan itu diolah sesuai dengan selera mereka. Lagi pula restauran yang membuat makanan yang diprotes itu sudah tutup dua tahun lalu.

Orang Kristen harus lebih mempersoalkan perihal batinnya ketimbang soal-soal jasmani yang sementara dan akan binasa. Soal kesucian, keadilan dan belas kasihan jauh lebih esensial ketimbang soal makan minum. Roma 14:17 (TB) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. (CS)