SENANG SELAMANYA
Mazmur 73:12 (TB) Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!
Ayat yang kita baca adalah gaya bahasa satire, gaya bahasa untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang. Orang fasik atau orang jahat yang tidak percaya Tuhan, hidupnya senang selamanya bahkan hartanya makin bertambah. Mazmur 73:12 (IMB) Lihatlah, inilah orang tidak percaya, dan yang makmur di dunia, yang senantiasa menambah kekayaan.
Ternyata orang fasik ini bukan saja tidak percaya Tuhan tetapi ia juga seorang yang tinggi hati dan sombong. Ia merasa tidak perlu kerja keras karena kekayaannya sangat banyak sehingga ia tidak membutuhkan Tuhan, ia bisa bahagia dan senang selamanya. Mazmur 73:12 (FAYH) "Lihatlah orang-orang yang tinggi hati itu. Mereka tidak pernah harus membanting tulang atau memeras keringat—hidup mereka senang, dan kekayaan mereka semakin menumpuk. "
Apakah benar org fasik yang kaya bisa senang selamanya? Bisa saja ia senang selamanya, maksudnya selama ia hidup di bumi. Tapi ingat senang selama di bumi ada batasnya. Setelah itu ia harus meninggalkan dunia ini. Apa yang terjadi dengan orang fasik ini setelah kematian-nya? Bisa dipastikan ia akan hidup sengsara di Alam maut. Hal ini digambarkan oleh Tuhan Yesus dalam Lukas 16:19-31. Kisah Orang Kaya dan Lazarus. Orang kaya itu selalu berpakaian ungu dan kain lenan halus (pakaian mewah zaman itu) dan setiap hari bersukaria dalam kemewahan. Ia tidak peduli dengan Tuhan. Bukti ia tidak peduli dengan Tuhan adalah ia tidak peduli dengan Lazarus yang miskin yang terbaring di depan dekat pintu rumahnya. Apa yg terjadi setelah ia mati. Lukas 16:24 (TB) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
Kesalahan yg fatal dari orang kaya yang fasik ini bukan karena ia punya kekayaan yang berlimpah. Juga bukannya tidak boleh menikmati kekayaan yang dimilikinya. Tetapi karena ia fasik, tidak percaya kepada Allah, sombong merasa tidak membutuhkan Tuhan. Ia juga tidak peduli dengan sesamanya yang miskin dan susah. Jadi, jangan berpikir kita bisa senang selamanya di dunia jika tidak peduli dengan sesama yg membutuhkan. Marilah kita yg memiliki kelebihan berbagi dengan sesama yang membutuhkan karena untuk itulah kita dipanggil: Menjadi berkat bagi sesama. (CS).