Listen

Description

SENGAJA BERBUAT DOSA
Bilangan 15:27-28 (TB) 27 Apabila satu orang saja berbuat dosa dengan tidak sengaja, maka haruslah ia mempersembahkan kambing betina berumur setahun sebagai korban penghapus dosa; 28 dan imam haruslah mengadakan pendamaian di hadapan TUHAN bagi orang yang dengan tidak sengaja berbuat dosa itu, sehingga orang itu beroleh pengampunan karena telah diadakan pendamaian baginya.

Kita pernah mendengar orang berdoa "Ampunilah dosa kami, baik dosa yang sengaja maupun tidak sengaja". Di PL (Perjanjian Lama) jika orang melakukan dosa yang tidak sengaja misalnya: menyentuh benda kudus atau mendekati Tabernakel ketika dalam keadaan najis, lalu menyadarinya kesalahannya maka ia bisa mempersembahkan kambing betina sebagai korban penghapus dosa sehingga ia mendapat pengampunan. (Imamat 4:27-31). Bagaimana dengan dosa yang dilakukan dengan sengaja? Menurut PL (Perjanjian Lama) orang yang melakukan dosa dengan sengaja pasti dihukum atau dilenyapkan dari tengah-tengah bangsa Israel. (Bilangan 15:30-31).

Mengapa Tuhan begitu tegas menghukum umat pilihan-Nya yang melakukan dosa dengan sengaja? Tuhan ingin mengajarkan bahwa dosa itu begitu mengerikan dan berakibat fatal. Kejadian 2:17 (TB) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Bagaimana dengan umat PB (Perjanjian Baru)? Pada prinsipnya sama upah dosa adalah maut baik dosa yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja. Roma 6:23 (TB) Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Seorang anak kecil yang masih belajar berjalan sering jatuh. Tetapi jika orang makin dewasa, ia sudah tidak lagi jatuh. Hal ini bukan berarti ia tidak bisa jatuh lagi.
Dosa di dalam Roma 6:23 dari kata Yunani: ἁμαρτία hamartia artinya: to miss the mark atau missing the mark (Tidak mengenai sasaran). Orang percaya yang dewasa dituntut untuk melakukan kehendak Allah secara tepat. Jika kita belum mencapainya, kita harus memohon ampun. Jadi orang percaya tidak akan lagi dengan sengaja melanggar hukum Tuhan karena sasarannya yang ingin dicapai adalah perkenanan Allah yaitu bagaimana hidup tidak bercacat dan tidak bercela. Orang percaya yang benar akan mengejar kekudusan sampai beroleh bagian dalam kekudusan Allah. (Ibrani 12:10,14). Ini sama dengan mencapai keadaan bukan saja tidak berbuat dosa lagi tapi keadaan dimana ia tidak bisa berbuat dosa lagi atau berkodrat ilahi. (2 Petrus 1:3-4). Untuk bisa mencapai keadaan yang tidak bisa berbuat dosa atau berkodrat ilahi, kita harus dengan sengaja hidup tidak mau berbuat dosa apa pun. (CS)