SENSE OF WONDER
Matius 16:13-15 (TB) 13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Tuhan Yesus dikenal sebagai Rabi Yahudi atau guru. Ia mempunyai 12 murid. Dalam pelayanan-Nya selama 3.5 tahun Ia mengajar para murid-Nya. Dalam mengajar selain Ia menggunakan banyak perumpamaan, Ia juga mengajukan banyak pertanyaan. Bacaan di atas ada dua pertanyaan yang Ia ajukan kepada para murid-Nya. Para murid-Nya juga sering kali mengajukan pertanyaan kepada Yesus Guru mereka.
Proses belajar mengajar biasanya diwarnai tanya jawab. Rick Warren pernah berkata: "Belajar Alkitab yang baik adalah dengan mengajukan pertanyaan demi pertanyaan". Ketika seseorang bertanya menunjukkan orang Itu punya rasa ingin tahu (curiosity atau inquisitiveness). Ternyata inqusitiveness yang diarahkan akan sangat berguna dalam mencapai kesuksesan seseorang. Hogan Assessment memasukan inquisitive dalam salah satu aspek kepribadian yang berperan penting untuk kesuksesan seseorang di tempat kerja. Jadi inquisitiveness dan curiosity memang perlu dikembangkan terutama di zaman now ini di mana pengetahuan berkembang sangat pesat dan tidak terprediksi. Eric Schmidt, mantan CEO Google pernah berkata " We run this company on questions, not answers" (Kami menjalankan perusahaan ini atas pertanyaan, bukan jawaban).
Jadi memelihara sense of wonder (rasa ingin tahu) sangat penting, terutama sense of wonder (rasa ingin tahu) terhadap kebenaran karena: Matius 5:6 (TB) Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. (CS)