TELANJANG
Kejadian 2:25 (TB) Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Kata "telanjang" bisa bermakna ganda: positif (baik) atau negatif (buruk). Ketika kita mandi kita pasti buka baju sehingga kita telanjang dan kita tidak merasa malu karena kita melakukannya supaya kita bisa membersihkan seluruh tubuh kita. Tetapi jika kita keluar rumah dalam keadaan telanjang, ini tentu sesuatu yg buruk dan memalukan. Jadi makna kata "Telanjang" itu tergantung kondisi dan situasi yg kita hadapi. Adam dan Hawa ketika di taman Eden dalam keadaan telanjang tetapi tidak merasa malu. Tetapi ketika mereka tidak taat, mereka makan buah yang dilarang untuk dimakan, mereka merasa malu. Padahal sebelumnya pun mereka telanjang tetapi tidak merasa malu. Kejadian 3:7-8 (TB) 7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. 8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
Kita harus memaknai kata "telanjang" ini secara proportional dan dengan Hikmat Tuhan. Jangan sampai kita berbuat dosa tetapi tidak merasa malu.
Ketika Ayub mengalami peristiwa buruk di mana ia kehilangan semua anaknya dan semua hartanya, ia memaknai kehidupan ini dengan menggunakan kata "telanjang". Ayub 1:21 (TB) katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Ketika ia memaknai hidupnya dengan benar ia bertindak benar. Ayub 1:22 (TB) Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Hal ini sesuai dengan yang diajarkan oleh rasul Paulus kepada anak rohaninya. 1 Timotius 6:7 (TB) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
Banyak orang yang tidak memahami pernyataan ini, ia menganggap apa yang diperolehnya adalah miliknya sendiri dan dapat dinikmati suka-sukanya tidak mempedulikan siapapun. Tidak sedikit orang yang memuaskan keinginannya dengan segala yang ia miliki dalam hidupnya. Padahal ketika ia berada di ujung maut: ia telanjang, semua yang sudah dimiliki pasti akan ditinggalkan dan tidak ada satu pun yang ikut dibawa. Sangat memilukan jika orang sampai mengabaikan Tuhan bahkan berbuat jahat demi memperoleh sesuatu yang pada akhirnya harus ditinggalkan. (CS)