TEOFANI
Yohanes 8:56-59 (TB) 56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita." 57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" 58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." 59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa Abraham telah melihat Kristus dan akan melihat kedatangan-Nya lagi. Secara biologis tidak masuk akal Yesus yang usianya tiga puluhan telah melihat Abraham yang sudah lahir ratusan tahun lalu. Pertanyaannya: Kapan Abraham melihat Kristus?
Juga dikatakan Abraham akan melihat Kristus padahal Abraham sudah mati ratusan tahun lalu. Bagaimana ia bisa melihat Kristus. Bagaimana menjawab dua fenomena yang sukar dicerna oleh akal manusia ini?
Yang pertama, kapan Abraham telah melihat Kristus? Sebelum Kristus berinkarnasi atau pra-inkarnsi (Yoh 1:1,14), Yesus sudah ada sebelum Abraham lahir. Dalam PL (Perjanjian Lama) Yesus sudah menampakkan diri mewakili Allah Bapa yang adalah Roh (Yoh 1:18, 4:24) dengan wujud Malaikat TUHAN. Keberadaan Kristus sudah sejak purbakala. Mikha 5:2 (TB) (5-1) Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.
Penampakan diri Kristus dalam rupa Malaikat TUHAN disebut Theophany (Teofani) atau Kristofani. (Kej 17:1, 18:1-33, 22:11-15). Teofani, adalah suatu istilah dalam ilmu teologi, yang berasal dari bahasa Yunani: τεοφάνια - THEOPHANIA, berasal dari dua kata, kata benda θεός - THEOS (Allah) dan kata kerja φανερόω - PHANEROÔ yang artinya menampakkan, mewujudkan (diri). Maka, THEOPHANIA adalah penampakan Allah/ appearance of God/ a manifestation of God to the world. Istilah 'teofani' penampakan Allah dalam bentuk yang kelihatan, berbeda dengan inkarnasi. Dalam inkarnasi, terdapat kesatuan yang tetap antara kemanusiaan dan keilahian. Demikian, Allah menampakkan diri sebagai manusia di hadapan Abraham dengan cara Teofani.
Ada orang melanjutkan konsep teofani menjadi "kristofani". Kristofani selama ini dimengerti sebagai penampakan Kristus sebelum inkarnasi. Beberapa orang memahami pra-eksistensi Anak Allah identik dengan pra-inkarnasi Kristus. Memang ada benarnya, karena secara teologis pra-inkarnasi adalah pra-eksistensi Kristus sebelum inkarnasi, namun sebenarnya praeksistensi Anak Allah adalah eksistensi niscaya yang kekal dan mutlak dan tidak boleh disamakan dengan pra-inkarnasi Kristus di bumi. Tepatnya, pra-inkarnasi Kristus dalam teofani merupakan bagian tema pra-eksistensi Anak dalam doktrin Tritunggal.
Disini didahului dengan identifikasi bahwa Kristus sendirilah yang ditunjuk sebagai Malaikat YHVH yang salah satu dari tiga Malaikat Allah yang menjumpai Abraham. Peristiwa penampakan itu ditandai dengan penyembahan layaknya kepada Allah, sedangkan malaikat biasa tidak mendapatkan perlakukan istimewa demikian. Sampai disini pandangan injili ini tidak ada salahnya juga, karena didasarkan pada Alkitab kanonik (PL dan PB) yang memberitakan Kristus sebagai pusat berita keselamatan Alkitab. Ini yang disebut Kristofani potensial bagi inkarnasi dalam PB (Perjanjian Baru).
Kristofani PL (Perjanjian Lama) bukanlah spekulasi teologi dalam iman Kristen, inkarnasi Kristus menjadi manusia Ini dapat juga dikatakan teofani sesungguhnya. Sebelumnya sudah disinggung teofani Allah dalam MAL'AKH YHVH. Malaikat teofani (MAL'AKH YHVH/ Malaikat Allah) yang tampil dalam Alkitab teridentifikasi sebagai yang disembah dan menerima sujud dan persembahan dari umat Allah. Jadi, malaikat ini bukan malaikat biasa, tetapi TUHAN Allah sendiri.
Kalau TUHAN Allah dikatakan menampakkan diri dalam rupa malaikat (MAL'AKH YHVH), bukan berarti Allah berubah menjadi malaikat, tetapi Allah mengu