TERIRITASI
Kejadian 4:3-5 (TB) 3 Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; 4 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, 5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Kain dan Habel sama-sama mempersembahkan korban kepada TUHAN sesuai dengan pengertian mereka masing-masing. Di mata Allah persembahan Habel lebih baik dari persembahan Kain. Ibrani 11:4 (TB) Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.
Kain tidak menerima kenyataan bahwa persembahan adiknya lebih baik dari pada persembahannya. Hal ini membuat hatinya teriritasi. Seandainya saja Kain bisa mengatasi "ketidaksukaan hatinya" terhadap kenyataan yang ia hadapi, mungkin tidak akan terjadi peristiwa tragis dimana seorang kakak kandung membunuh adik satu-satunya itu. Tetapi Kain membiarkan hatinya sangat panas sampai ia sendiri tidak bisa mengendalikannya lagi, maka terjadilah pembunuhan Itu. (Kej 4:6-8).
Sesama Kristen pun tidak sedikit ada orang kristen merasa teriritasi melihat rekannya yang lebih berhasil, lebih baik dari dirinya lalu berkembang menjadi iri hati dan dengki. Ketika iri hati itu terus berkembang maka terjadilah berbagai macam tindakan "pembunuhan". Hal ini terjadi dengan raja Saul yang mendengar orang bernyanyi lebih menghormati Daud dari pada dirinya yang mengiritasi hatinya lalu ia selalu mendengki Daud. (1 Sam 18:6-9). 1 Samuel 18:9 (TB) Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.
Orang percaya harus belajar mengatasi iritasi yang masuk ke dalam hatinya supaya jangan berkembang menjadi lebih buruk dan menghancurkan diri sendiri. (CS).
