TIDAK SATU PUN YG BINASA
2 Petrus 3:9 (TB) Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
Dengan tegas rasul Petrus mengatakan bahwa Allah menghendaki tidak seorang pun binasa. Itulah sebabnya Ia mengutus Putera Tunggal-Nya untuk menyelamatkan manusia. Manusia harus merespons-nya dengan hidup menurut kehendak-Nya.
Saya terkesan dengan tulisan Bapak Dahlan Iskan mantan Menteri BUMN, tentang usaha keras negara Vietnam mencegah penduduknya tewas karena Covid-19. Beliau menceritakan seorang penderita Covid-19 di Vietnam bernama Stephen Cameron. Ia seorang pilot usia 42 tahun adalah pasien Covid-19 yang paling terkenal di dunia. Ia koma selama 2 bulan. Namun akhirnya sembuh. Setelah tiga bulan dirawat di rumah sakit, berat badan Cameron turun 23 kg. Siapa yang menyangka Cameron bisa sembuh. Komanya begitu lama. Fungsi paru-parunya pernah tinggal 10 persen. Pernah pula darahnya sampai harus dipompa keluar. Selama dua bulan. Darah itu dimasukkan ke ECMO (Extra Corporeal Membrane Oxygenation). Untuk diberi oksigen di luar tubuh. Setelah beroksigen darahnya dimasukkan kembali ke tubuh. Yang seperti itu dijalaninya mulai 6 April 2020 sampai 3 Juni 2020. Tanpa ia sendiri sadar. Juga sudah disiapkan pilihan terakhir: transplantasi paru-paru. Yang mendaftar sebagai donor sudah puluhan: asal Cameron sembuh. Konon pihak asuransi menghabiskan USD 160,000 atau setara lebih dari 2 miliar rupiah untuk biaya pengobatan Cameron. Ia adalah satu-satunya pasien yang gawat dan parah yang ada di Vietnam. Cameron-lah satu-satunya calon orang meninggal pertama korban Covid-19 di Vietnam. Ia tidak jadi meninggal. Vietnam pun dianggap negara paling sukses di bidang penanganan Covid-19. Penduduknya yang 95 juta jiwa --sangat padat untuk wilayah yang tidak begitu luas. Negaranya miskin --setara dengan kita. Tapi yang tertular Covid-19 hanya 360 orang. Yang meninggal: 0 (zero/nol).
Dunia sepakat bahwa sukses Vietnam itu berkat upaya tracking yang serius dan penanganan yg sungguh-sungguh. Begitu ada seseorang terkena Covid-19 dilakukanlah pencarian tanpa kompromi: siapa saja yang pernah bertemu orang itu harus masuk karantina 15 hari.
Allah Bapa sungguh sangat serius menangani maut yg menjalar kepada semua orang sejak Adam pertama jatuh dalam dosa. (Roma 5:12). Bagaimana response kita? Apakah kita sudah menanggapinya dengan serius. Rasul Petrus mendorong kita dengan tegas: 2 Petrus 3:14 (TB) Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. (CS)