Listen

Description

VOICE VS NOISE
1 Raja-raja 19:11-13 (TB) 11 Lalu firman-Nya: "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!" Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu. 12 Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa. 13 Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"

Apa bedanya Voice (bunyi, suara) dan Noise (bising, gaduh, riuh). Keduanya menghasilkan suara yang bisa didengar oleh telinga. Noise adalah suara yang bisa didengar tapi tidak mengandung pesan yang cukup berarti. Noise hanya punya makna jika suara itu "dielaborasi" lebih lanjut. Misalnya ketika mendengar suara gaduh para demonstran yang berkumpul dan berteriak-teriak tidak jelas maksudnya. Itulah noise. Tetapi jika suara protest itu disampaikan atau diartikulasikan dengan cara yang elegant itu menjadi suara (voice) yang bisa bermakna dan berdayaguna.
Nabi Elia mendengar suara Tuhan Allah yang menguatkan dirinya. Kita tahu setelah Firman Tuhan didengarnya dengan jelas, ia terus berlanjut dengan karya-karyanya. Akhirnya ia dijemput Kereta Berapi dengan kuda berapi menuju kediaman Tuhan Allah. 2 Raja-raja 2:11 (TB) Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.
Orang percaya harus lebih banyak mendengar suara Tuhan ketimbang suara gaduh yang tidak jelas asal usulnya. (CS).