Listen

Description

Narasumber :
Zamzam Al-Ghifari adalah seorang Guru SMA, Pendakwah, Sutradara Film, dan Komika. Namun, dulu ia pernah tergoncang turbulensi mental hingga nyaris melakukan aksi bunuh diri. Apa sebabnya ? Apa kaitan antara celurit dengan peran besar sosok Ibu bagi Zamzam ?

Sarjana Hukum Islam ini datang dari udik tidak karuan di pedalaman Banjarsari. Tumbuh dengan tuntutan keras orang tua untuk jadi seorang Ustadz membuatnya depresi. Cita-cita Zamzam jadi ilmuwan tak berbanding lurus dengan support system, cerita lengkapnya ia ungkap di sini.

Namun pada akhirnya Zamzam bisa menemukan "inner peace-nya" dengan berpijak pada banyak petuah bijak. Bagaimana proses yang ia lalui ? Kali ini pilarnya adalah Stoisisme Socrates dan Kaisar Marcus Aurelius, Serta Naskah Kanon Tripitaka dari Siddharta Gautama.

Jadi, apa faktor penyebab bunuh diri?
Zamzam berbagi kisah pengalamannya direhabilitasi dan berbagai faktor bio-psiko-sosial kompleks, yang ia kutip dari Al-Ghazali, Sartre, Nietzche, Freud, dll. Serta cara mencegahnya dengan "cognitive and dialectical behavioral therapy".

Selain itu, hasil mondok di pesantren hikmah, membuat Zamzam mahir meruqyah orang kesurupan. Tapi baginya, sosok "aing maung" yang merasuki tubuh korban itu nonsense, "possesion" tidak melulu harus kerasukan jin, roh halus, dan arwah penasaran. Panjang lebar ia membuka mata kita lewat riwayat yang shahih.

Zamzam percaya bahwa mistisme kesurupan adalah kondisi medis seperti Epilepsi, Ayan, "Dissociative Trance Disorder", Gangguan Saraf dan Sistem Limbic di Otak, serta "Trans Possession Dissosiatif" . Semua ia jelaskan panjang lebar.

Sebagai santri sejati, Zamzam menepis stigma dan perspektif kolot yang mendiskreditkan pesantren. Konsepsi adat istiadat lembaga pendidikan islami tersebut kian terancam. Maka ia menjawabnya dengan "Almukhafadlatu alal qadimi asshalikh wal akhdu biljadidi al’ashlakh" .