Di bawah kepemimpinan Firli Bahuri, Komisi Pemberantasan Korupsi makin terpuruk serta kental nuansa politik. Dalam kasus Formula E misalnya, Firli menyingkirkan personel kepolisian yang tak sejalan. Hal itu membuatnya berseteru dengan Kepala Polri Listyo Sigit Prabowo.
KPK–yang telah dikebiri undang-undnag hasil revisi dan masuk rumpun eksekutif–kini dengan mudah menjadi alat politik penguasa. Indikasinya: KPK sigap mengusut dugaan korupsi yang menyeret lawan politik, tapi menjadi "ayam sayur" ketika berhadapan dengan perkara korupsi pemerintah dan koalisinya.
- - -
Baca berbagai laporan mendalam majalah Tempo dan Koran Tempo dengan mengunduh aplikasi Tempo.
Kunjungi s.id/bacatempo untuk berlangganan Tempo Digital Premium hanya Rp 99 ribu setahun!
Kritik dan saran: podcast@tempo.co.id