Halo pendengar setia INIKOPER. Episode kali ini kita akan membedah badai yang lebih dahsyat dari angin kencang itu sendiri: badai krisis komunikasi publik. Ketika Siklon Tropis Senyar menerjang Sumatera akhir November lalu, ia tidak hanya membawa banjir bandang, tetapi juga menghanyutkan ribuan kayu gelondongan yang menjadi bukti visual mengerikan bagi masyarakat. Apa yang terjadi ketika pemerintah gagal membaca tanda-tanda visual ini dan justru berlindung di balik argumen teknis saat rakyat sedang berduka?
Kita akan menyelami bagaimana Kementerian Kehutanan terjebak dalam "disonansi narasi"—sebuah jurang menganga antara penjelasan birokrasi yang kaku dan amarah publik yang membara. Mengapa penjelasan tentang status lahan "APL" justru menjadi bensin yang menyiram api kemarahan netizen? Di episode ini, kita mengupas tuntas kesalahan fatal strategi komunikasi defensif dan bagaimana hilangnya empati di jam-jam pertama krisis bisa menghancurkan reputasi institusi dalam sekejap.
Jangan lewatkan analisis mendalam tentang titik balik strategi Kemenhut, dari penyangkalan menuju pengakuan, serta rekomendasi "transparansi radikal" yang bisa menjadi peta jalan pemulihan kepercayaan. Simak selengkapnya hanya di INIKOPER, di mana kita belajar bahwa dalam setiap krisis, komunikasi adalah jembatan—atau tembok—terakhir antara pemerintah dan rakyatnya.