48. BERAMAL DI TENGAH TEKANAN
Bab 2 | Hadits 22
Pembahasan: Taubat
Hadits Ka'ab bin Malik
(Beda penerbit & cetakan, bisa menyebabkan beda penomoran hadits)
Dari Abdullah bin Ka’ab bin Malik -dia adalah penuntun Ka’ab dari anak-anaknya saat Ka’ab menjadi buta- berkata: “Saya mendengar Ka’ab bin Malik bercerita tentang kisahnya saat tidak ikut dalam perang Tabuk.
....
Setelah Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam dan kaum muslimin keluar dari kota Madinah, aku keluar dan berputar-putar melihat orang-orang yang ada. Dan yang menyedihkan, yaitu bahwa saya tidak melihat kecuali yang dicurigai sebagai munafik atau orang lemah yang memang mendapat keringanan dari Allah Ta`ala. Sementara itu, Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam tidak menyebut-nyebut saya sampai beliau tiba di Tabuk. Di sana, beliau duduk-duduk bersama para sahabat dan bertanya, ‘Apa yang diperbuat Ka’ab?’ Ada seseorang dari Bani Salamah yang menyahut, ‘Ya Rasulullah, dia itu tertahan oleh pakaiannya dan bangga dengan diri dan penampilannya sendiri.’ Mendengar itu Muadz bin Jabal berkata, ‘Alangkah jeleknya apa yang kamu katakan. Demi Allah ya Rasulullah, kami tidak mengetahui dari Ka’ab itu kecuali kebaikan.’ Maka Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam diam.’
Saat itulah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam melihat seorang laki-laki yang mengenakan pakaian putih di kejauhan, dan sulit diketahui siapakah dia, karena terhalang oleh fatamorgana. Rasulullah bersabda, "Semoga dia adalah Abu khoitsamah.'
Ternyata apa yang dikatakan oleh Rasulullah benar. Laki-laki yang datang adalah Abu Khoitsamah Al-Anshari. Dia-lah yang bershadaqah dengan satu sha' korma lantas diejek oleh orang-orang munafik.
.....