Minggu 18 Oktober 2020
Mengelola Kekuasaan dalam Keluarga
Kekuasaan dalam keluarga seringkali menjadi masalah dan sumber pertengkaran. Siapakah yang berkuasa di tengah keluarga? Suami atau istri? Kekuasaan dikatakan sebagai kemampuan mempengaruhi orang lain; di dalamnya ada dimensi wewenang dan dimensi pengaruh. Hal ini berbeda dengan konsep dalam Alkitab. Bicara keluarga kita bicara soal satu kesatuan. Ketika orang Farisi bertanya kepada Tuhan Yesus apakah boleh membayar pajak atau tidak? Yesus menegaskan pengajarannya tentang Hakekat hidup manusia. Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib diberikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib diberikan kepada Allah. Yesus menegaskan perimbangan hak dan kewajiban. Demikian juga hakekat kekuasaan dalam keluarga. Allah membentuk manusia menjadi satu daging (satu kesatuan) yang utuh di dalam keluarga. Di dalamnya, suami dan istri dihadirkan bukan untuk saling bersaing, saling mengalahkan, melainkan saling bekerja sama. Kekuasaan diberikan oleh Allah, maka setiap kekuasaan merupakan wujud pembagian peran dan tanggung jawab satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu, kekuasaan suami dan istri bukan untuk dibeda-bedakan apalagi dibandingkan.